Jumat, 04 Juni 2010

Intoleransi Laktosa

Sering ditemukan bumil yang mengkonsumsi susu akan mengalami diare. Hal ini sering diakibatkan oleh kondisi yang disebut dengan Intoleransi Laktosa. Intoleransi laktosa berarti bahwa tubuh tidak dapat dengan mudah mencerna laktosa, sejenis gula alami yang ditemukan dalam susu dan produk susu. Ketika laktosa yang tidak dicerna tadi bergerak melalui usus besar (kolon), dapat menyebabkan gejala tidak nyaman seperti sakit perut dan kembung.

Intoleransi laktosa bisa menimpa siapa saja. Bahkan ada yang sampai tidak bisa mencerna produk susu apapun. Sedangkan sebagian lainnya dapat makan atau minum susu dalam jumlah kecil serta produk susu tertentu tanpa masalah.



Intoleransi laktosa terjadi ketika usus kecil tidak cukup membuat enzim yang disebut laktase. Enzim ini dibutuhkan tubuh untuk mencerna, laktosa.Intoleransi laktosa sering bersifat herediter (diturunkan dalam keluarga) dan gejala biasanya mulai terjadi di masa remaja atau saat dewasa.

Dalam kasus yang jarang terjadi, bayi yang baru lahir ada yang tidak tahan terhadap laktosa. Orang yang lahir dengan intoleransi laktosa tidak dapat makan atau minum makanan yang mengandung laktosa.

Beberapa bayi prematur mengalami intoleransi laktosa sementara karena memang ususnya belum mampu memproduksi laktase. Setelah bayi mulai membuat laktase, kondisi biasanya hilang.

Gejala intoleransi laktosa dapat ringan sampai berat, tergantung pada seberapa banyak laktase yang mampu dibuat oleh tubuh. Gejala biasanya mulai timbul 30 menit sampai 2 jam setelah makan atau minum produk susu. Gejalanya antara lain: kembung, Nyeri perut atau kram perut, suara gemuruh dalam perut, muntah atau diare.

Tidak ada obat untuk intoleransi laktosa, yang terbaik adalah dengan pencegahan : membatasi atau menghindari produk susu. Sekarang tersedia susu dengan laktosa yang rendah atau mengganti susu dengan susu kedelai. Sedangkan gejala intoleransi dapat dengan mudah diatasi dengan obat2 bersifat simptomatik (menghilangkan gejala).