Kamis, 12 Maret 2009

JOGJA PART VII : MUNAS, MUKERNAS, dan SEMNAS....(semuanya berakhiran –nas...^^)

Awalnya, sya dan satu orang teman saya yg lain diminta untuk mengikuti musyawarah nasional ikatan senat mahasiswa kedokteran Indonesia (MUNAS ISMKI) untuk mewakili ketua senat terpilih yang berhalangan hadir karena sedang ujian.., namun karena proses lobbying & memang karena yg boleh ikut munas terbatas hanya 2 orang per institusi, akhirnya sya pun diijinkan untuk mengikuti workshop badan kelengkapan terlebih dahulu..Mendengar cerita dari yg lain, seperti biasa munas diwarnai dengan adu pendapat, perdebatan yg cukup alot, dan cukup panas (namun munas kali ini lebih mending dari yg sebelumnya di makassar, yg katanya sempat terjadi insidensi pemukulan juga...), 3 hari berturut-turut dari pagi sampai pertengahan malem.., bahkan bisa sampai pagi lagi.., mulai dari LPJ Sekretaris Jendral ISMKI kemarin (mas Fadnan) yg cukup mendapat serangan dari beberapa pihak.., pembahasan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, pemilihan sekretaris jendral terpilih ISMKI periode 2010, yg dilakukan cukup alot, sehingga tercipta 2 kali proses pemilihan, pemilihan pertama ialah antara Prima dari Udayana melawan kotak kosong, kerena calonnya cuma ada 1 pada saat itu.., yg hasilnya lebih banyak memilih kotak kosong, sehingga dilakukan proses pemilihan lagi dan didapat 3 calon, Prima dari Udayana, Topan dari Makassar, dan Fajar dari UII, yang akhirnya terpilih Fajar dari UII sebagai sekjen terpilih 2010, semoga hasilnya yg terbaik karena dilakukan mlalui proses musyawarah sebelumnya..


Senam, menjadi olah raga rutin peserta Munas tiap pagi nya...

Senam, menjadi olah raga rutin peserta Munas tiap pagi nya...terakhir munas, membahas mengenai platform gerakan ISMKI kedepannya, beserta kebijakan2 yg akan diambil.., dan kebetulan sya diikutsertakan dalam munas hari terakhir ini (sesuai kesepakatan sebelumnya ternyata..^^), dipimpin oleh Mas Aan selaku Sekjen ISMKI sekarang yg menggantikan Mas Fadnan, dengan nama Generasi Harapan, ISMKI periode ini memutuskan platform gerakan kedepannya ialah “Revitalisasi Wadah Pergerakan Mahasiswa Kedokteran”, sesuai dengan platform itu, maka arahan sebagi bentuk revitalisasi wadah pergerakan mahasiswa kedokteran tersebut ialah semangat kebersamaan, eksistensi (kepemilikan-kebersamaan) dan aktifitas nyata. Munas ini pun menghasilkan kebijakan2 yg harus dilakukan di tiap institusi lokal, ada kebijakan internal dan kebijakan eksternal. Kebijakan internal pertama ialah pengakaran pergerakan ISMKI di institusi lokal, yg caranya sesuai dengan kondisi objektif masing2 universitas, bisa berupa logo, simbol, pin, mading dsb.., kebijakan internal kedua ialah komitmen mendukung semua program dan kebijakan2 lain yg ditetapkan ISMKI. Sedangkan untuk kebijakan eksternal nya ialah mengenai equality antara ISMKI dan “organisasi rekan sejawat”.


Munas & mukernas gk bwt kita lupa makan kok..^^

Penetapan kebijakan tadi menandakan berakhirnya munas.., setelah munas selesai, dilanjutkan oleh Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) ISMKI yg diikuti oleh semua delegasi dari seluruh universitas di Indonesia. Pembahasan pertama ialah mengenai Visi ISMKI “Generasi Harapan” sebagai poros pergerakan, yang peka, kritis dan solutif sehingga memberikan kontribusi positif..(begitu kurang lebihnya..), dan untuk mencapai visi tersebut maka dibuatlah misi yakni kaderisasi, advokasi kebijakan strategis, alur & pola pencitraan sistematis, dan iklim kelembagaan yang solid dan dinamis. Semuanya itu berdasarkan platform tadi, yakni Eksistensi & aktifitas nyata... Setelah pembahasan Visi & Misi tadi, dilanjutkan penjelasan mengenai struktur yg berhubungan dengan fungsinya di ISMKI, sekaligus pelantikan Pengurus Harian Nasional..Setelah itu maka dilakukan rapat kerja per bidang, dibagi kedalam bidang pendidikan & profesi, pengabdian kepada masyarakat, kajian strategis, PSDMO, presiden meeting, dan sisanya gabungan dari beberapa bidang..



Presiden meeting ato rapat senat ya?? Kok isinya kang harry, teh putnad, ama teh avi lagi??

Sya sendiri diminta untuk ikut presiden meeting..,yang dihadiri oleh ketua2 senat fakultas kedokteran se-Indonesia (kurang lebih sekitar 34 institusi yg hadir pada saat itu..), smentara sy sendiri bukan ktua senat pada saat itu.., he.. Diawali dengan pembahasan internal, mengenai problem/ masalah2 yang dihadapi tiap institusi dan sharing mengenai solusi dari permasalahan tersebut..(kuliah kedokteran menuntut kita berfikir sistematis yg bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.., dimulai dari masalah, berupa tanda & gejala / keluhan.., menentukan hipotesis dari masalah yg ditemukan, mencari informasi dalam menegakkan diagnosis, menentukan mekanisme terjadinya, dan memberikan treatmen berdasarkan etiologi yang ada..). Dari permasalahan yg dikemukakan itu.., didapat beberapa poin yg sama, diantaranya ialah lembaga eksekutif (dalam hal ini senat..) tidak diakui, ada beberapa Fakultas Kedokteran yg di dalamnya mencakup program studi lain (seperti keperawatan, ilmu gizi, dsb) atau bahkan kedokteran itu sendiri yg tergabung ke fakultas lain (contohnya tergabung ke FMIPA), ISMKI/BEM/Senat gerakannya tidak nyata, dan adanya saingan dari organisasi lain, baik itu intra maupun ekstra kampus. Melihat dari permasalahan itu, sebenarnya ada benang merah yg bisa ditarik, yakni bahwa permasalahan2 tersebut timbul karena masing2 institusi belum merefleksikan fungsi dan peran lembaga eksekutif dalam memenuhi kebutuhan mahasiswa.., oleh karena itu, perlu dikembalikan legitimasi senat, sehingga permasalahan2 tersebut bisa diatasi. Intinya, PENUHI KEBUTUHAN MAHASISWA.., itu aja dulu..!! Solusi2 lain hanya tambahan saja seperti bakal diadakannya pertemuan ISMKI (ikatan senat mahasiswa kedokteran Indonesia) & AIPKI ( klo ini ikatan dekan fakultas kedokteran Indonesia..) yg gosipnya bakal diselenggarakan di UNPAD, dan solusi2 lainnya... Setelah pembahasan internal dianggap selesai, diadakan pembahasan external yg cukup panjang (sampai beberapa ronde..^^), cukup panas memang.., dan hasilnya tidak perlu sy kemukakan disini karena menyangkut kepentingan banyak pihak.., dan cukup sensitif.. ^^Setelah rapat kerja per bidang, maka hasil dari rapat tersebut disosialisasikan ke seluruh peserta mukernas.., karena waktunya kemaleman (gara2 presiden meeting kelamaan nih..,he..), maka tiap presentasi dibatasi 10 menit, tanpa tanya jawab..(ini yg bwt gk efektif.., ditambah orang2 nya pada kecapean, ngantuk...)Keesokan harinya, mukernas dilanjutkan setelah selesai seminar nasional, agendanya ialah pengambilan tender program ke tiap institusi.., dan UNPAD beserta institusi lain di wilayah 2, memenangkan tender Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Nasional, yg tempatnya di Jatinangor, tepatnya di bale padjadjaran.., dan satu lagi tender yg sya tau ialah Bakti Sosial Nasional yg dimenangkan oleh Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan (semoga sya bisa diberangkatkan kesana.., he..), juga Munas & Mukernas taun depan yg diadakan di Bali (dimenangkan universitas Udayana..), dari sekian banyak tender yg diajukan, sy cuma tau 3 aja dimenangin sama siapa nya..(parah kan..??? abisnya gk kondusif sih..). Mukernas ini diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama..




Salah satu suasana evaluasi internal institusi..

Dalam munas & mukernas ini saya cuma banyak mendengarkan, tanpa banyak bicara.., sya ingin belajar sebanyak-banyaknya dengan mencoba mendengarkan sebanyak-banyaknya.., dari sini sya mulai tau bagaimana pola pikir orang lain, arahan nya kemana, kondisi tiap institusi, serta proses munas & mukernas itu sendiri.., mungkin taun depan sya coba bicara.. (itupun klo memang diperlukan..^^)Selain munas & mukernas, disanapun diselenggarakan seminar nasional mengenai kesiapan sistem & kompetensi tenaga medis menghadapi globalisasi dengan semangat kebangkitan nasional , yg narasumber nya ialah dosen fakultas ekonomi UGM, Sri Sultan Hamengkubuwono (yg lagi2 diwakili oleh kepala dinkes Jogja), dan terakhir yg sangat dinantikan ialah Ibu Mentri Kesehatan Republik Indonesia.Materi pertama yg disampaikan dosen fakultas ekonomi lebih bercerita tentang sejarah, globalisasi jasa (agak berbau ekonomi sih), agak gk ngerti.., tanpi intinya kita bisa menghadapi globalisasi dengan menciptakan barrier terhadap globalisasi, dsb.. (lupa sya..^^).Materi kedua disampaikan oleh kepala dinkes Jogja (ngantuk bgt sya pas materi ini, kadang gak sadar, abisnya beliau membacakan materi sultan, bukan menjelaskan..), tapi intinya yg sy tangkap ialah bahwa kearifan lokal ialah salah satu hal yg menciptakan barrier terhadap globalisasi..Dan materi terakhir yg dibawakan bu menkes (walopun agak ngantuk pas dengernya.., mungkin gara2 evaluasi malemnya yg sampe jam 2.., tapi lumayan bisa fokus lah..) tentang kesehatan Indonesia dalam ruang globalisasi cukup menarik..., dimulai dari pemaparan visi, yakni masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat.. (begitu kurang lebih intinya..), kemudian tentang globalisasi yg cross border, consumption abroad, comersial presence, dan movement of natural person ini akan mempengaruhi perekonomian (terutama globalisasi liberal) yg akan menciptakan kebebasan pasar untuk memperdagangkan barang & jasa (kesehatan termasuk jasa bukan..??)



Menkes kita.....


Beliau pun memaparkan ketidaksetujuannya terhadap Asean Charter (yg dulu disetujui DPR RI..), yg berisi poin2 diantaranya single market, effective facilitatory, force flow, profesional, and free flow of capital..Dan untuk menghadapi era globalisasi tersebut, ada prinsip dasar yg harus diperhatikan, menurut beliau ialah harus melindungi kepentingan rakyat, meningkatkan daya saing, dan mengoptimalkan potensi.., dan yg harus dipikirkan bukan teknis, tapi politis, mengenai prinsip dan strategis.., begitu kurang lebih kata beliau..Yang menjadi musuh bukan globalisasi, tapi liberalisasi, karena dengan liberalisasi berarti kehancuran.., begitu tambah beliau.., bagaimanapun tetap harus ada kontrol masyarakat...Dan yg ditekankan oleh Ibu Menkes ini adalah bahwa beliau TIDAK SETUJU dengan pasar bebas nanti.., karena bagaimanapun juga kita belum siap menghadapi itu.. (lalu sistem dokter keluarga bisa jadi solusi gk ya???bingung sya...), dengan sikap tegasnya itu, pantas lah Menkes RI dapat penghargaan sebagai Menkes terbaik..^^Menkes pun sempat mengomentari tema yg diberikan panitia yang isinya kurang lebih seprti ini “kesiapan sistem & kompetensi tenaga medis menghadapi globalisasi dengan semangat kebangkitan nasional”, di satu sisi, tema tersebut GAGAH, tapi di satu sisi seperti BANCI..., mengapa demikian??? Begini uraiannya..., semangat kebangkitan nasional (ini yg beliau bilang gagah..) intinya ialah untuk MIKIRIN BANGSA, bukan untuk suatu golongan tertentu saja (contoh yg dlm tema ini ialah tenaga medis.., dan ini yg katanya banci...), cukup pelan..., tapi menusuk dalam...^^, dijadikan sebuah bahan pelajaran...Banyak yg sya dapat disini..., thanks Allah....




Delegasi dari tiap institusi...