Sabtu, 20 Juni 2009

Al wajibatu aksaru minal auqoth….

Pernah merasa waktu yg kita punya lebih sedikit daripada kewajiban yg harus kita kerjakan?? Sering rasanya saya mengalami hal seperti ini.., ketika mengatur porsi waktu yg Allah berikan selama 24 jam dlm sehari, 7 hari dlm seminggu, dst.., ketika memberikan keadilan pada kewajiban di angkatan, senat mahasiswa, amanah di kepanitiaan & organisasi lain, amanah sebagai seorang anak yg baik, hak pada tubuh dan diri sendiri.., kewajiban sebagai hamba-Nya untuk terus bisa mengakselerasi diri untuk terus lebih baik..,hak & kewajiban untk mempersiapkan diri menjadi muslim dokter yg handal, dsb..,
Atau justru kita sering merasa sebaliknya?? ketika waktu yg ada lebih banyak daripada sesuatu yg harus kita kerjakan sehingga bosan, bingung harus diisi apa dan akhirnya banyak melakukan hal yg tidak bermanfaat?? jika itu jawaban nya..., silahkan kembali evaluasi diri kita masing2.., karena sya rasa.., ideal nya setiap kita punya permasalahan yg sama dengan apa yg pernah saya rasakan.., apakah itu masalah?? bisa ya, bisa tidak !!

Di satu sisi…, banyak hal yg harus disyukuri.., karena dengan demikian waktu yang Allah berikan tidak sia-sia.., bisa memberikan manfaat untuk orang lain…, dan menambah pengalaman dan memberikan manfaat juga untuk sya pribadi.., semuanya akan terasa indah jika amanah2 dan kebutuhan tersebut tidak saling tumpang tindih dan bersifat linier dengan waktu yg tersedia…, tapi inilah kehidupan…, yg dalam perjalanan nya Allah telah tetapkan skenario2 kehidupan agar hamba Nya bisa lebih kuat lagi setelah lulus dari ujian yg Dia berikan…, apa yg kita hadapi tidak selalu sama dengan apa yg kita harapkan…

Ingin rasanya membelah diri..tapi itu tidak mungkin! Hidup adalah pilihan…, dan tidak semua yg kita harapkan bisa kita wujudkan!!

Bukan masalah ketika kita mampu merumuskan antara waktu dan kewajiban itu menjadi racikan yg sempurna dan menghasilkan energi positif untuk pribadi dan untuk umat.., sehingga tak salah.., waktu yg Allah berikan benar memiliki nilai kualitas yg tinggi di kehidupan kita..
Menjadi masalah ketika kita gagal, atau sulit memanage semua nya.., dan dengan semangat yg rendah dalam upaya kita mengatasi semua itu.., mengakibatkan kewajiban2 tersebut tidak bisa kita kerjakan.., semakin banyak yg terabaikan.., tdk produktif dan mengakibatkan sosial kehilangan nilai manfaat dari diri kita dan dari apa yg seharusnya kita kerjakan.., dan fase ini tak jarang sering saya rasakan dan menjadi ujian untuk pribadi.., kincir angin saya tdk bisa menghalau angin yg coba merubuhkan..

Namun bagaimanapun itu, selama kita berhusnudzan pada-Nya dan dengan upaya semaksimal mungkin yg telah kita kerjakan (bukan karena kelalaian kita..) saya yakin semua akan menjadi indah pada waktunya..., tidak hanya ketika kita merasakan hasil..., tapi ketika kita menikmati proses nya juga...

Masalah membuat kita semakin dewasa.., dan semakin mengaktifkan 'sistem imun' tubuh & pikiran kita untuk menyikapi masalah lain nya.., sehingga pada akhirnya…,sya rasakan angin nya mulai mereda (atau mungkin sama saja.., bhkan bisa lebih besar..) tapi yg sya yakini adalah bhwa kincir angin yg sya buat itu kini lebih kuat sehingga bisa mengubah angin tersebut menjadi kekuatan besar untuk jalanin kehidupan.., apalagi ketika saya sadar bahwa ternyata ada kincir angin lain yg juga menyuplai energi bagi sya untuk terus jalani semuanya....^^

Tidak sulit bagi Nya memberi/mencabut. Jika Dia dengan mudah menghidupkan manusia, bukankah tidak sulit bagi Nya mematikan nya?? Jika dengan mudah Dia memilih manusia untuk memegang amanah Nya, bukan kah tidak sulit bagi Nya menolong??? Maka bersabarlah..., bersabarlah dalam upaya pencapaian keserasian waktu dan kewajiban ini..

Tidak ada kekuatan yg sempurna tanpa kesabaran.., itu yg saya rasakan! Kesabaran adalah nafas yang menentukan lama tidaknya kekuatan bertahan dalam diri seseorang...

”...Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir...”
(Q.S. Al Anfal : 65)

Kesabaran adalah daya tahan psikologis yg menentukan sejauh apa kita mampu membawa beban idealisme , dan sekuat apa kita mampu survive dalam menghadapi tekanan hidup.., dan saya yakin mereka yg memiliki sifat ini, pastilah berbakat jadi pemimpin besar.., seperti firman Allah berikut ini..

”Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (Q.S. As-Sajdah : 24)

Demikianlah kemudian ayat2 kesabaran turun beruntun dalam Al Qur’an dan dijelaskan dengan detail beserta contoh aplikasinya oleh Rasulullah saw, sampai2 Allah menempatkan kesabaran dalam posisi yg paling terhormat ketika Ia mengatakan:

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',” (Q.S Al-Baqarah ayat 45)

Rahasianya adalah karena kesabaran ibarat wanita yang melahirkan banyak sifat lainnya, seperti kesungguhan, kesinambungan dalam bekerja, dan yg sangat penting adalah ketenangan.

Akan tetapi, kesabaran itu pahit..., itulah yg juga sya rasakan.., dan sya fikir semua kita pun pasti beranggapan seperti itu. Bahkan suatu saat, Rasulullah saw pernah mengatakan kepada seorang wanita yg sedang menangisi kematian anaknya,

“ Sesungguhnya kesabaran itu hanya pada benturan pertama”
(HR. Bukhari dan Muslim)


Jadi, pahitnya dari kesabaran itu hanya permulaannya. Sebab, kesabaran pada benturan pertama menciptakan kekebalan pada benturan selanjutnya. Kita harus sabar dalam segala hal, dan dengan kesabaran tertinggi tentunya, sebagaimana perkataan Ibnu Qayyim,

“Sampai akhirnya kesabaran itu sendiri yg gagal mengejar kesabaran nya..”

Akan banyak masalah mungkin yg timbul sebagai efek samping dari ketidaksinkronan antara pemenuhan kewajiban dan waktu yg tersedia ini.. Dan ketahuilah, bahwasanya setiap masalah yg tidak berorientasi pada amal.., maka itu adalah yg memberatkan diri..., oleh karena itu, apa yg sudah dan sedang sya hadapi saat ini, semoga kebaikan dan kekuatan nya bukan untuk diri sya sendiri.., melainkan merupakan rangkaian amal yg menjadi jasa saya bagi kehidupan masyarakat manusia.

Karena nilai sosial setiap kita terletak pada apa yg kita berikan kepada masyarakat, atau pada kadar manfaat yg dirasakan masyarakat dari keseluruhan performance kepribadian kita. Maka, Rasulullah saw berkata:

“ Sebaik-baik manusia adalah manusia yg paling bermanfaat bagi manusia yg lain”

Biarlah itu menjadi alasan saya untuk hidup dan berfikir tidak hanya dalm lingkup diri sya sendiri, mencoba melampaui batas2 kebutuhan psikologis & biologis untuk lebur dalam batas kebutuhan kolektif lingkungan sekitar.., teringat apa yg dikatakan Sayyid Quthb:

“orang yg hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Akan tetapi, orang yg hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar”

Kaidah tersebut saya rasa tidak saja berlaku bagi kehidupan individu, melainkan juga merupakan kaidah universal yg berlaku bagi komunitas manusia.

Seorang muslim sejatinya adalah sosok yang selalu siap berkontribusi pada setiap keadaan, melakukan perubahan dan memberi perbaikan pada hal apapun, karena keislaman yg dia miliki tidak sekedar mengantarkan nya menjadi seorang yg shalih secara pribadi, tetap juga seorang yg mushlih; PELAKU PERUBAHAN & PERBAIKAN.

Mungkin memang bukan dunia tempat kita istirahat...

Semangat Dan !!! semangat juga saudara-saudaraku..!!! karena kewajiban memang lebih banyak dari waktu yg tersedia...., butuh pengorbanan..., dan dalam makna inilah pengorbanan menemukan dirinya sebagai kata kunci kepahlawanan seseorang...


* rumuskan waktu dan kewajiban kita menjadi racikan yg sempurna untuk kebermanfaatan umat.. :)


* menjawab janji untuk jelasin juga tentang sabar di blog satunya lagi :)
//danfer] http://frinholictea.blogspot.com/