Rabu, 22 Juli 2009

Teror A-H1N1 di Indonesia

Oleh : dr. Salma Oktaria

Bangsa ini tak pernah luput dari cobaan kesatuan bangsa, belum selesai membenahi diri mengingkatkan kewaspadaan ancaman berkembangnya pandemi virus flu A-H1N1, luka lama yang disebabkan para ulah tak bertanggung jawab mengebom J.W. Marriot dan Ritz Carlton terbuka menganga kembali.

Perhatian Indonesia dan dunia sukses teralih kepada peningkatan kewaspadaan penanggulangan terorisme di Indonesia. Keamanan diseluruh pintu akses masuk keluar wilayah di Indonesia semakin diperketat. Sejalan dengan proses peningkatan atensi keamanan hal tersebut bangsa ini juga dituntut untuk meningkatkan kewaspadaan ancaman berkembangnya pandemi virus flu A-H1N1.

Di Jepang sendiri, angka korban infeksi flu A-H1N1 menyentuh angka 4.000 pasien. Negara tetangga Indonesia sendiri, Australia korban infeksi flu A-H1N1 mencapai 7.933. Memang, bangsa ini sudah memiliki pengalaman akan belasan penyakit tropis yang lebih mematikan, namun bukan berarti kita kebal terhadap ancaman flu A-H1N1. Tetap saja hal-hal tersebut perlu ada tindakan penanggulangan yang agresif.

Peningkatan Kewaspadaan
Jika Anda tinggal di daerah di mana kasus flu babi telah teridentifikasi dan kemudian jatuh sakit dengan gejala-gejala infeluenza, termasuk demam, pegal-pegal seluruh badan, lemas, penurunan nafsu makan, pilek, nyeri tenggorokan, mual, atau muntah, atau diare, sebaiknya Anda menghubungi dokter atau rumah sakit yang dijadikan rujukan penanganan infeksi ini. Sebagai upaya pencegahan penularan ke orang lain, penderita disarankan untuk tetap beristirahat di rumah.

Seperti infeksi virus influenza pada umumnya, sebagian besar infeksi virus H1N1 (yang ringan) akan sembuh dengan sendirinya tanpa bantuan obat-obatan (self-limiting disease). Saat ini, kasus-kasus flu H1N1 di Amerika Serikat bersifat ringan dan membaik sendiri. Karena itu jika muncul gejala influenza, seperti biasa, yang dapat kita lakukan adalah mencoba membantu pasukan sistem imunitas (tubuh) memberantas virus dengan cukup beristirahat dan makan makanan yang bergizi secara teratur. Suplementasi vitamin atau meningkatkan konsumsi buah-buahan yang kaya vitamin juga dapat membantu.

Jika infeksinya lebih berat, dokter dapat memberikan obat-obat antivirus. Obat ini akan meredakan gejala dan mencegah komplikasi seperti pneumonia. Saat ini pada beberapa negara tersedia obat-obat antivirus yang efektif.

Terdapat dua kelas antivirus,

  1. adamantanes (amantadine dan remantadine), dan
  2. inhibitor neuraminidase influenza (oseltamivir dan zanamivir).

Khusus untuk serangan flu babi pada saat ini, direkomendasikan pemberian oseltamivir atau zanamivir.

Obat ini sama dengan yang disediakan untuk penanganan flu burung. Berdasarkan informasi dari Menteri Kesehatan Indonesia, di Indonesia masih terdapat persediaan cadangan oseltamivir sebanyak 5 juta dosis. Jadi dalam hal ini Indonesia cukup siap.

Obat antivirus tersebut sebaiknya diberikan tidak lama setelah diagnosis flu babi ditegakkan. Pemberian obat dilakukan selama 5 hari. Untuk orang dewasa, dosis oseltamivir adalah 75 mg per hari. Obat-obat ini masuk kategori C untuk keamanan penggunaan dalam kehamilan, artinya belum ada penelitian atau studi klinis mengenai kemanan obat-obat ini untuk ibu hamil. Karena efeknya pada kehamilan belum diketahui, penggunaan obat ini sebaiknya setelah dipertimbangkan risiko dan keuntungannya. Namun, selama ini belum ada laporan mengenai efek samping oseltamivir atau zanamivir baik pada ibu hamil maupun bayi yang kemudian dilahirkan.

Penanggulangan Infeksi
Yang perlu diperhatikan adalah apabila Anda merasa sangat sakit dan muncul gejala-gejala yang bersifat gawat darurat, Anda perlu segera mencari penanganan darurat di Rumah Sakit. Pada anak, tanda-tanda gawat darurat tersebut, antara lain:

  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Warna kulit kebiruan
  • Tidak mau minum atau tidak cukup minum
  • Anak menjadi tidur terus (penurunan kesadaran)
  • Anak menjadi sangat rewel sehingga tidak mau digendong
  • Gejala flu membaik namun kembali lagi dengan demam dan batuk-batuk yang lebih berat
  • Demam dengan merah-merah pada kulit.

Sedangkan, tanda-tanda gawat darurat pada orang dewasa, antara lain:

  • Kesulitan bernapas atau napas pendek-pendek
  • Nyeri atau terasa tekanan pada dada atau perut
  • Kepala seperti melayang
  • Seperti orang bingung
  • Muntah-muntah yang hebat atau terus menerus.

Saat ini peneliti sedang mengembangkan vaksin untuk virus strain baru ini. Namun, pada kelompok individu tertentu, dianjurkan emberian obat antivirus di atas sebagai profilaksis (pencegahan) infeksi, baik sebelum atau sesudah kontak. Kelompok individu tersebut, antara lain:

  • Orang dengan risiko tinggi komplikasi influenza yaitu orang dengan penyakit kronik atau orang tua yang kontak dengan pasien yang dicurigai atau terdiagnosis terkena infeksi flu babi
  • Anak sekolah yang memiliki risiko tinggi komplikasi influenza yang mengalami kontak erat (face-to-face) dengan pasien yang dicurigai atau terdiagnosis terkena infeksi flu babi.
  • Pelancong ke Meksiko yang memiliki risiko ringgi komplikasi influenza (orang dengan penyakit kronik atau orang tua)
  • Petugas medis yang memiliki kontak dengan pasien yang dikonfirmasi terkena infeksi flu babi tanpa proteksi.

Seperti biasa, mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan infeksi virus ini sebetulnya sederhana, yaitu dengan menjaga higienitas diri serta menghindari kontak dengan orang yang terlihat sakit. Seringlah cuci tangan dengan sabun atau menggunakan cairan antiseptik yang banyak dijual, terutama setelah batuk atau bersin, serta sebelum makan. Selain itu, jangan menyentuh mulut, hidung, atau mata dengan tangan.

Namun penting untuk diketahui, walau teror demi teror di Indonesia terus merajalela, peran yang paling krusiil dalam menghadapi dan menanggulangi ancaman pandemi virus A-H1N1 adalah meningkatkan kesadaran akan kewaspadaan kesehatan tubuh.[](SO/DA)