Lama menetap dan bekerja di Amerika Serikat, tidak membuatnya melupakan negara asalnya, Itali. “Jika saya harus memilih, saya akan pilih Amerika sebagai negara kedua saya,” ujar Profesor Alberto Sobrero, Kepala Unit Onkologi Medis di Ospendale, San Martino, Genova, Italia. Lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Genova pada 1978, dia mengambil onkologi medis di Universitas Yale, Connecticut, Amerika Serikat. “Di Amerika, ada rasa kemandirian, yang saya tidak pernah rasakan di Eropa. Masalahnya, saya merasa sendiri di sana,” katanya.
Di AS, katanya, ‘Anda akan merasa memiliki sedikit teman, karena orang-orang di Amerika selalu bergerak dan Anda juga harus bergerak. Sebenarnya, tidak masalah jika Anda masih muda, sehat dan sukses. Tapi ‘angin’ berubah dan kondisi seperti menjadi berat buat Anda,” ucap peneliti yang saat ini mendalami targeted agent untuk kanker gastrointestinal itu.
Berbeda dengan di Italia, di AS semuanya dirasakan sangat terorganisir dan masyarakatnya saling mendukung. “Orang Itali suka sekali ikut campur pada masalah orang lain. Tapi, pada saat yang bersamaan, artinya mereka saling perhatian,” katanya. Memang, di Amerika orang akan merasa mandiri. “Tapi Anda tidak punya akar rumput di sana. Jadi, itulah mengapa saya memilih untuk kembali ke Itali,” ucap mantan atlit tenis ini.
Semasa kuliah di Itali sekitar 30 tahun yang lalu, Prof. Sobrero memang sempat menjadi atlit tenis semi professional yang bermain di liga kedua. Karena kesibukan, hobinya itu ia tinggalkan. Apalagi setelah pindah ke Amerika, ia makin tak punya waktu untuk menjadi pemain tennis. Pernahkah ada keinginan untuk kembali ikut turnamen? “Tentu saja tidak, saya bisa terbunuh kalau saya ikut,” candanya.