Ketika sebuah luka terjadi pada diri kita atau pun tubuh kita maka akan bisa timbul beberapa dampak dan efek luka yang ditimbulkannya. Beberapa dampak luka yang kemungkinan bisa terjadi yaitu :
- Hilangnya sebagian atau bahkan seluruh fungsi organ yang terkena luka.
- Perdarahan dan juga pembekuan darah pada tubuh kita.
- Timbulnya respon stres simpatis.
- Kemungkinan terjadinya kontaminasi dari bakteri.
- Bisa terjadi kematian dari sel.
- Fase inflamasi.
- Proliferasi.
- Remodeling (penyudahan yang merupakan perupaan kembali jaringan).
Selanjutnya adalah menginjak kepada pokok permasalahan pada postingan kali ini yaitu mengenai jenis luka. Luka dalam hal ini seringkali digambarkan dengan bagaimana cara mendapatkan luka itu dan menunjukkan derajat dari luka tersebut.
Maka jenis macam luka terbagi menjadi :
1. Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka. Luka yang berdasarkan tingkat kontaminasi ini terbagi menjadi :
- Luka Bersih (Clean Wounds). Yang dimaksud dengan luka bersih adalah luka bedah tak terinfeksi yang mana luka tersebut tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan juga infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih ini biasanya menghasilkan luka yang tertutup, jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka pada luka jenis ini berkisar kurang lebih 1% – 5%.
- Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds). Jenis luka ini adalah luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, dan kemungkinan terjadinya infeksi luka pada luka jenis ini adalah 3% – 11%.
- Luka terkontaminasi (Contamined Wounds). Yang dimaksud dengan luka terkontaminasi adalah luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna. Pada jenis kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan terjadinya infeksi pada jenis luka ini adalah berkisar 10% – 17%.
- Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds). Jadi yang dimaksud dengan luka jenis ini adalah terdapatnya mikroorganisme pada luka. Dan tentunya kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jenis ini akan semakin besar dengan adanya mikroorganisme tersebut.
- Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema). Luka jenis ini adalah luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
- Stadium II : Luka "Partial Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti halnya abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
- Stadium III : Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan di sekitarnya.
- Stadium IV : Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah luka yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi / kerusakan yang luas.
- Luka Akut. Luka akut adalah jenis luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
- Luka Kronis. Luka kronis adalah jenis luka yang yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.
Jenis luka berdasarkan mekanisme terjadinya luka terbagi menjadi :
- Luka Insisi (Incised Wound), terjadi karena teriris oleh instrument yang tajam. Contohnya adalah luka yang terjadi akibat dari proses pembedahan pembedahan.
- Luka Memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
- Luka Lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
- Luka Tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang kecil.
- Luka Gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
- Luka Tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
- Luka Bakar (Combustio), yaitu luka akibat terkena suhu panas seperti api, matahari, listrik, maupun bahan kimia.