Mengenai penyebab eklamsia dan juga penyebab preeklamasia ini memang belum diketahui secara pasti. Penyakit ini dianggap sebagai "maladaptation syndrome" akibat vasospasme general dengan segala akibatnya. Ada beberapa faktor yang seringkali menjadi faktor penunjang kejadian eklamsia dan preeklamsia diantaranya yaitu gangguan aliran darah ke dalam rahim (iskemia plasenta), gizi yang buruk dan juga ada yang menyebutkan karena pengaruh obesitas, kurangnya sirkulasi oksigen ke plasenta.
Selanjutnya kita menginjak kepada pengertian preeklamsia ini. Jadi preeklamsia adalah suatu kondisi yang bisa terjadi pada ibu hamil. Gejala tanda preeklamsia ini yaitu :
- Hipertensi. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih; diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau
- sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg; diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.
- Proteinuria. Bila dihitung secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+2). Pemeriksaan ini dilakukan dengan pemeriksaan urine pasien.
- Edema. Edema ini biasanya terjadi pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.
Ada juga yang dimaksud dengan preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa. (Prawirohardjo 2005 yang dikutip oleh Rukiyah (2010).Selanjutnya kita menginjak kepada pengertian eklamsia ini. Eklamsia adalah merupakan penyakit akut dengan kejang-kejang dan koma pada wanita hamil dan wanita dalam masa nifas disertai dengan hipertensi, edema, dan proteinuria (Pusdiknes, Depkes RI, 1990;9).
Faktor predisposisi (faktor resiko) terjadinya eklamsia dan preeklamsia adalah :
- Hipertensi.
- Diabetes melitus.
- Gangguan ginjal kronik.
- Primi gravida tua.