Minggu, 27 Mei 2012
Komplikasi Diabetes dan Gagal Ginjal
Tanya:
Saya penderita diabetes. Dalam setahun ini rutin berobat dan diabetes saya sdh terkendali, akan tetapi ada masalah baru tentang penyakit saya sekarang. setahun yg lalu creatinin saya 2.05 lebih tinggi dari normal, setelah setahun berjalan pengobatan diabetes saya sekarang creatinin saya sudah 5,4 dan fungsi ginjal saya tinggal 12 % saya pernah merasa gejala mual,muntah, susah tidur, gatal seluruh tubuh, akan tetapi pada saat creatinin saya 3 s/d 3.6. sekarang setelah creatinin saya 5,4 dan fungsi ginjal tinggal 12 %, saya tidak merasakan dampak seperti di atas tadi.
Dokter sudah memvonis gagal ginjal. Apa yg terjadi dengan ginjal saya? Data lab terakhir tgl 03 juni 2010. Kimia Darah : Ureum 115*,kreatinin 5.4*,creatinin clearence 12*, vol urine 24 jam 1580,creatinin darah 5.4, creatinin urine 68. demikian hsl lab terakhir saya. yang jadi pertanyaan saya adalah sbb :
1. Apakah saya harus cuci darah mengingat fungsi ginjal tinggal 12 %?
2. Mengapa saya tdk merasakan dampak seperti mual,bengkak,sesak nafas dll padahal ginjal saya tinggal 12 % fungsinya.
Terimakasih atas solusinya, dok.
Jawab:
Pak Sisnugraha
Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikendalikan. Repotnya walaupun kita sudah mengendalikan kadar gula darah dengan baik, akan tetapi pada sebagian penyandang diabetes tetap punya peluang untuk mendapatkan komplikasi berupa stroke, penyakit Jantung Konroner, penyakit Ginjal kronis (dulu disebut Gagal ginjal) dan infeksi di kaki berupa luka yang tidak kunjung sembuh. Namun sebagian pasien diabetes yang lain tidak mendapatkan komplikasi tersebut.
Mengapa demikian, sekarang sedang diteltiti faktor apa yang berpengaruh terhadap variasi komplikasi tersebut, namanya polimorfisme gen. Ini benar-benar keberuntungan sehingga seperti pak Sisnugraha belum beruntung karena sudah berusaha melakukan pengontrolan gula darah secara teratur kok tetap saja mendapatkan komplikasi gtagal ginjal. Memang idealnya ketika setiap bulan periksa gula darah, perlu dibarengi juga pemeriksaan HbA1c setiap tiga bulan dan pemeriksaan fungsi ginjal setiap enam bulan (ureum creatinin).
Repotnya saat kita periksa gula darah tiap bulan yang hasilya normal sesungguhnya hanyalah mewakili keadaan gula darah satu dua hari saja. tapi gula darah satu minggu, dua minggu, atau 3 minggu yang lalu belum tentu normal. Nah dengan pemeriksaan HbA1c kita bisa mengetahui pengontrolan gula darah selama tiga bulan terakhir bagaimana sih? apakah terkontrol betul apa tidak bisa dilihat.
Sayangnya tidak setiap dokter menyarankan pemeriksaan HbA1c, disamping mahal (200 ribu rupiah) juga kadang pasien kurang berkenan, atau dokternya lupa.
Ginjal kita bisa berfungsi baik tanpa harus cuci darah kalau clearance nya > 20%. Namun bila kadar clearance sudah dibawah 20% seperti punya bapak sudah turun di angka 12% maka fungsi ginjal untuk mencuci kotoran sisa metabolisme tubuh sudah tidak bisa dilaksanakan secara baik. Jadi tubuh kita memerlukan bantuan alat yang disebut mesin pencuci darah untuk membantu membersihkan darah dari sisa metabolisme yang mestinya dibuang bersama urin kita.
Jika tidak dicuci darah maka akan muncul keluhan : mual, muntah, badan gatal di seluruh tubuh, lemah, tidak bertenaga dll.
Mengapa bapak sekarang tidak merasakan lagi keluhan itu, karena tubuh sudah berusahan melakukan kompensasi terhadap keluhan2 tersebut. Bagaimanapun juga, yang namanya kompensasi ada batasnya, jadi nanti keluhan itu akan muncul lagi kalau bapak tidak menjalani cuci darah, sementara kadar ureum kreatinin meningkat terus, dan kadar hb (hemoglobin) juga akan turun. Sebab salah satu fungsi ginjal adalah menghasilkan hormon eritropoetin yang berfungsi memudahkan pembuatan sel darah merah di sumsum tulang.
Jika hb turun tentu akan terasa lemas, tidak bertenaga, mudah sesak nafas (karena fungsi hb antara lain membawa oksigen ke seluruh tubuh).
Jadi mohon dipertimbangkan kembali untuk ikhlas menjalani cuci darah, supaya bapak merasa lebih nyaman dan berumur lebih panjang.
Kontrol ke dokter keluarga ya pak.
Semoga ada jalan keluar yang baik.
Insya Allah bapak tetap sehat bersama penyakit ginjal kronik dan diabetes mellitus.