Terkilir atau keseleo pasti sudah tidak asing untuk orang yang gemar berolah raga atau aktifitas fisik. Mengapa bisa terjadi?. Untuk menjawab ini, harus diketahui dulu apa itu terkilir atau keselo. Terkilir merupakan bahasa awam dari sprain dan strain, yang artinya terjadi semacam tarikan pada sendi dikarenakan gerakannya tidak benar.
Sprain adalah teregangnya ligamen (jaringan ikat/penghubung yang kuat) sehingga menimbulkan robekan parsial/sebagian. Sedangkan strain adalah teregangnya otot dan tendon (jaringan ikat/penghubungan yang kuat yang menghubungkan otot dengan tulang). Insiden terkilir paling sering terjadi pada ankle/pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan ruas-ruas jari. Seseorang dikatakan terkilir apabila ligamen (otot liat seperti karet yang melekat pada tulang dan mengikat persendian pada tempatnya) pada lutut, pergelangan kaki, tangan, siku atau persendian lainnya diregangkan mendadak sehingga ada serat-serat yang menegang, bahkan putus atau robek. Pada bagian yang terkilir, akan terasa sakit dan bila tidak segera diambil tindakan pemulihan akan terjadi pembengkakan pada jaringan otot.
Keseleo sering terjadi pada otot atau urat sendi yang meregang secara mendadak ataupun keadaan duduk yang tidak berubah terus menerus hingga menyebabkan otot menjadi kaku. Jika kita menggerakannya tidak hati-hati, dapat terjadi keseleo. jika kita terkilir, pasti akan mengganggu aktivitas kerja sehari-hari.
Penyebab terkilir bisa bermacam-macam, bisa dikarenakan trauma kecelakaan, sedang berolahraga dan lain-lain. Berat ringannya bisa bermacam-macam. Bisa sekedar ketarik saja ototnya sehingga terjadi peradangan, tetapi juga bisa sampai putus sehingga dalam penanganannya agak berbeda. Secara umum, gejalanya adalah nyeri, bengkak, kulit tampak kemerahan, dan tentunya akan mengganggu fungsi bagian yang terkena.
Bila terjadi insiden keselo, penanganan pertama harus tepat, yakni RICE (Rest, Ice, Compressio, Elevation). Rest artinya istirahat, maksudnya adalah segera berhenti melakukan segala aktivitas. Pepatah "no pain no gain" yang dianut beberapa olahragawan tidak dapat dibenarkan dalam kasus ini. Aktivitas yang berlebih pada bagian tubuh yang terkena akan memicu terjadinya komplikasi lebih lanjut. Misal ligamen yang robek akan semakin parah. bahkan seringkali terkilir disertai pula dengan fraktur/patah/retak pada tulang.
Kemudian diberikan ice (es) yang artinya daerah yang terkilir dikompres dengan es, bukan dengan air hangat. Saat cidera baru berlangsung, akan terjadi robekan pembuluh darah yang berakibat keluarnya isi pembuluh darah ke jaringan sekitar, sehingga membengkak. Pembuluh darah sekitar tempat cidera juga akan melebar (dilatasi) sebagai respon peradangan. Pemberian kompres dingin/es akan menyempitkan pembuluh darah yang melebar, sehingga mengurangi bengkak. Kompres dingin bisa dilakukan 1-2 kali sehari, jangan lebih dari 20 menit karena justru akan menggangu sirkulasi darah.
Yang ketiga adalah Compression, prinsip pengobatannya adalah memberikan kompres/penekanana pada bagian cidera,bisa dilakukan dengan perban/dibalut. tujuannya untuk mengurangi pembengkakakn. perlu diingat pembebatan dengan perban jangan terlalu erat.
Dan yang terakhir adalah elevation. Tujuannya untuk mengurangi pembengkakan. Misalnya, jika ankle kaki yang terkilir, sering-seringlah istirahat dengan kaki diangkat, dengan cara diganjal menggunakan bantal atau handuk. Jika tidak segera ditangani maka ligamen otot dapat melemah atau menajdi kaku sehingga kekuatan keseimbangannya menghilang (inilah sebab mengapa terkilir sering terjadi lagi di tempat yang sama).
Perlu diketahui juga bahwa jika terkilir atau keselo, jangan langsung dipijat atau diurut, karena dapat menyebabkan bengkak membesar. Bilamana dalam waktu 24 jam, rasa nyeri tidak juga berkurang dan timbul pembengkakakn, atau demam tak kunjung turun, serta bagian yang terkilir mengakibatkan tidak dapat berkativitas/bergerak, maka sudah saatnya berkonsultasi ke dokter