Untuk mengetahui penyebab Inkontinensia Urin harus dibedakan dulu apakah IU yang terjadi reversible (transient/sementara) atau irreversible (established/menetap). Kalau yang transient bisa karena kandungan gula darah tinggi (misal pada penderita Diabetes Mellitus) sehingga terjadi poliuri (volume urin meningkat), minuman tertentu seperti kopi, udara dingin serta faktor stress juga menyebabkan orang harus bolak-balik buang air kecil.
Reversible Incontinence
Alkohol, kafein serta obat-obatan tertentu seperti obat tidur (sedatif), obat untuk darah tinggi, jantung, flu, diuretik dan antidepresi juga mempengaruhi fungsi kandung kemih dan menyebabkan Inkontinensia Urin yang transient atau sementara. Penyebab lain inkontinensia urin transient adalah infeksi saluran kencing yang menyebabkan iritasi pada saluran kencing sehingga menimbulkan dorongan berkemih yang kuat. Dorongan tersebut bisa menyebabkan IU dan kadang merupakan satu-satunya gejala pada infeksi saluran kencing. Gejala lain berupa rasa panas ketika berkemih dan urin yang berbau tidak sedap.
Rektum (bagian paling ujung dari saluran pencernaan/bagian usus sebelum anus) terletak dekat dengan kandung kemih dan mempunyai banyak persarafan yang sama. Adanya tinja yang keras dan padat pada rektum dapat menyebabkan saraf tersebut menjadi overaktif dan merangsang keinginan berkemih lebih sering. Faktor lainnya yang bersifat transient yaitu faktor psikologis. Masalah tertentu yang menimbulkan rasa tidak percaya diri, beban mental dan kecemasan yang berlebih juga menimbulkan dorongan berkemih lebih sering.
Irreversible Incontinence
Inkontinensia Urin yang menetap disebabkan oleh masalah fisik tertentu seperti kelemahan otot dasar panggul atau otot kandung kemih, penyakit saraf, dan sumbatan pada saluran kencing. IU yang menetap memang menjadi masalah bagi penderita untuk selamanya. Penyebabnya bisa karena faktor stres atau gangguan di otak, paska stroke, kelemahan sfingter atau otot dasar panggul, kehamilan dan persalinan berkali-kali, serta kegemukan (tekanan dalam perut meningkat).
Ibu hamil dapat mengalami stress incontinence akibat perubahan hormon dan ukuran rahim yang makin membesar. Tekanan saat melahirkan lewat vagina dapat melemahkan otot dasar panggul dan otot yang melingkari uretra (saluran kemih) sehingga menyebabkan stress incontinence.
Hal lain yang menyebabkan IU yang menetap di antaranya penuaan pada otot-otot saluran kencing yang menyebabkan penurunan kadar hormon estrogen pada masa menopause sehingga uretra tidak mampu lagi menahan urin sebaik sebelumnya, serta histerektomi atau pengangkatan rahim pada wanita berisiko menyebabkan kerusakan pada otot-otot dasar panggul.
Pada pria masalah tersebut bisa disebabkan oleh adanya masalah pada kelenjar prostat. secara anatomi kelenjar prostat berada di atas kandung kemih dan mengelilingi uretra. Peradangan, pembesaran dan kanker kelenjar prostat menyebabkan sumbatan pada uretra sehingga terjadi inkontinensia urin.
Selain itu IU menetap juga bisa disebabkan adanya batu atau massa tumor/kanker pada kandung kemih. Inkontinensia uri, urgensi dan rasa terbakar saat berkemih bisa merupakan gejala dan tanda adanya kanker atau batu pada kandung kemih. Gejala dan tanda lainnya berupa terdapatnya darah pada urin dan nyeri panggul. Adanya tumor di sepanjang saluran kencing dapat menyumbat aliran urin dan menyebabkan inkontinensia terutama tipe overflow incontinence