Sindroma ovarium polikistik merupakan kumpulan gejala yang terjadi pada saluran reproduksi wanita. Gejala klinis yang ditemukan adalah hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan pada wanita seperti jambang, kumis bahkan jenggot, rambut pada lengan dan tungkai serta rambut pada kemaluan),
obesitas, jerawat, amenore (tidak menstruasi), perdarahan di luar siklus menstruasi, dan infertilitas. Sedangkan untuk kriteria ultrasonografi, pada ovarium (indung telur) ditemukan penebalan pada lapisan luar ovarium dan adanya folikel dengan diameter 2-10 mm berjumlah lebih dari 10 dalam 1 bidang yang selanjutnya disebut polikistik.
obesitas, jerawat, amenore (tidak menstruasi), perdarahan di luar siklus menstruasi, dan infertilitas. Sedangkan untuk kriteria ultrasonografi, pada ovarium (indung telur) ditemukan penebalan pada lapisan luar ovarium dan adanya folikel dengan diameter 2-10 mm berjumlah lebih dari 10 dalam 1 bidang yang selanjutnya disebut polikistik.
Sindroma ovarium polikistik mengakibatkan gangguan hormon yang paling sering dialami oleh wanita di usia produktif. Angka kejadian di Amerika Serikat sekitar 4-12% dari wanita usia reproduktif. Gangguan yang membuat penderitanya sering mengalami frustasi adalah sulit hamil.
Gangguan Menstruasi
Gejala mulai muncul saat seorang wanita mengalami menstruasi yang pertama (menarche), salah satunya disebabkan karena penambahan berat badan yang bermakna. Manifestasi gejala penderita dengan penderita lain mungkin saja berbeda. untuk menentukan diagnosis dokter akan menganalisis beberapa faktor, seperti adanya abnormalitas proses menstruasi. Misalnya interval menstruasi lebih dari 35 hari, dalam setahun mengalami menstruasi kurang dari 8 kali. Tidak mengalami menstruasi dalam empat bulan atau lebih. Selain itu saat menstruasi siklusnya berlangsung sangat lama dan memberatkan.
Pada penderita, ditemukan kadar hormon androgen di dalam tubuh yang berlebihan, akibatnya terdapat berbagai gejala seperti pertumbuhan rambut berlebihan seperti disebutkan di atas, namun justru pada rambut kepala terjadi kebotakan. gejala klinis tersebut kadang dipengaruhi dengan latar belakang etnis penderitanya. Wanita yang berasal dari Asia atau eropa Utara mungkin saja tidak mengalami gejala.
Tidak hanya masalah gangguan kesuburan, karena berkaitan dengan masalah hormon. Sindroma ini juga menimbulkan masalh lain, misalnya obesitas, kecenderungan mengalami diabetes mellitus, kelainan kulit yang dikenal dengan achantosis nigrican, terjadi perubahan warna kulit pad daerah tertentu akibat gangguan fungsi hormon insulin.
Kelainan Hormon
Belum diketahui secara pasti penyebabnya, diduga terdapat kelainan pada produksi hormon kelenjar ptituari yang terdapat di otak. Follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), berperan dalam mengontrol pertumbuhan tubuh dan pengeluaran sel telur (ovulasi), pada penderita terjadi peningkatan produksi LH dan hormon androgen yang berlebihan. Akibatnya terjadi gangguan menstruasi sehingga mengakibatkan infertilitas, pertumbuhan rambut berlebihan hingga muncul jerawat. Meski belum diketahui penyebab pasti kelainan ini, namun diduga disebabkan hal berikut;
a. Insulin yang berlebihan pada penderita DM, hal ini merangsang produksi hormon androgen oleh ovarium.
b. Adanya reaksi radang yang mengakibatkan sel darah putih mengeluarkan senyawa yang dapat mencetuskan resistensi insulin, dan pengumpulan kolesterol di dalam pembuluh darah. Akibatnya dapat terjadi penyakit kardiovaskular.
c. Faktor keturunan diperkirakan berperan, Jika seorang ibu memiliki penyakit ini maka kemungkinan besar anak dapat menderita penyakit yang sama.
d. Paparan berlebihan terhadap hormon androgen pada janin juga meningkatkan kemungkinan janin tersebut saat dewasa mengalami sindrom ovarium polikistik.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya:
1. Menderita penyakit Diabetes Mellitus (kencing manis) tipe 2
2. Tekanan darah tinggi
3. Dislipidemia (gangguan kadar lemak darah): Nilai kolesterol abnormal, nilai Trigliseriga (TG) meningkat, nilai HDL menurun.
4. Terjadi gangguan pada sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)
5. Gangguan tidur
6. Perdarahan rahim yang tidak normal.
7. Terjadi keganasan (kanker) pada dinding rahim (kanker endometrium), karena paparan estrogen tinggi yang terus menerus.
8. Jika penderita sindroma ovarium polikistik, mengalami hamil, maka dapat timbul diabetes gestasional atau menderita kencing manis yang muncul saat hamil, atau pun juga kehamilannya mencetuskan tekanan darah tinggi.
9. Kemandulan (infertilitas), Ovarium merupakan tempat pembentukan sel telur (ovum), yang akan dibuahi oleh sperma sehingga menjadi zigot dan berkembang menjadi janin. Jika tempat produksi ovum ini terganggu karena adanya polikistik ini, maka wanita tersebut mengalami kemandulan karena ovarium gagal membentuk ovum.