Rizky Amaliah, Diani Kartini, Erwin Danil Yulian
Latar Belakang:
Perkembangan teknologi telah berkembang pesat dalam ilmu bedah terutama penggunaan endoskopi untuk mengembangkan operasi dalam menghasilkan jaringan parut yang minimal. Tiroidektomi endoskopi merupakan teknik bedah dan mulai berkembang sejak tahun 1997. Teknik ini mempunyai beberapa pendekatan, yaitu melalui servikal dan ekstraservikal baik melalui dinding dada, mammae dan aksila. Sampai saat ini belum ada teknik yang dapat diterima secara universal. Studi deskriptif ini bertujuan untuk melaporkan pengalaman pertama kami dalam tatalaksana struma nodosa dengan tiroidektomi endoskopi melalui pendekatan mammae-aksila dengan teknik Luong.
Metode:
Enam belas pasien dengan struma nodosa telah dilakukan tiroidektomi endoskopi melalui pendekatan mammae-aksila dengan teknik Luong pada periode Agustus 2010 sampai Mei 2011 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Diameter terbesar nodul, durasi operasi, lama perawatan pasca operasi, nyeri pasca operasi, hasil kosmetik serta komplikasi diobservasi secara retrospektif.
Hasil:
Semua pasien adalah wanita dengan median usia 37,5 tahun. Penyakit tiroid yang dilakukan teknik ini terdiri dari 7 kasus karsinoma dan sisanya adalah jinak. Diameter terbesar yang dapat diambil adalah 60 mm dengan median 40 mm. Dua pasien dilakukan konversi menjadi tiroidektomi dengan teknik konvensional karena diseksi yang sulit serta perdarahan yang tidak dapat dikontrol. Median durasi operasi adalah 225 menit dengan rata-rata lama perawatan selama 5 hari pasca operasi. Nilai VAS rata-rata adalah 4. Ditemukan 3 kasus emfisema subkutis, 4 kasus paralisis pita suara unilateral temporer serta 3 kasus hipokalsemia temporer. Namun secara kosmetik, semua pasien merasa puas dengan hasil luka operasi.
Kesimpulan:
Prosedur tiroidektomi endoskopi pendekatan mamme-aksila aman dan prosedur yang efektif serta mempunyai keuntungan kosmetik yang sangat baik karena tidak memperlihatkan jaringan parut pada daerah servikal. Tiroidektomi endoskopi teknik ini mempunyai kelemahan dalam hal durasi operasi yang lebih lama dibandingkan teknik konvensional, namun hal ini dapat diatasi dengan keahlian dan pengalaman dari operator.