Okkian Wijaya Kotamto, Achmad Kurnia, Nuryati C Siregar
Departemen Ilmu Bedah, RSUPN Cipto Mangunkusumo
Latar Belakang:
Penggunaan bonegraft seringkali digunakan pada operasi maksilofasial untuk rekonstruksi defek tulang yang hilang. Metode tersebut mengundang banyak kontroversi, di antaranya yang paling mengkhawatirkan adalah rekurensi dari tumor tersebut dan kemungkinan untuk terjadinya infeksi.
Tujuan:
Pada kesempatan ini penulis ingin melaukan penelitian yang bersifat eksperimental untuki membuktikan bahwa tulang calon bonegraft yang berasal dari pasien dengan tumor mandibula jinak maupun ganas, setelah melewati proses sterilisasi dapat dipastikan bahwa material tersebut bebas dari sel tumor yang viable. Adapun proses sterilisasi yang dipilih adalah dengan cara boilling, karena menurut dari beberapa literatur dinilai cukup efektif dan sederhana.
Metode:
Penelitian prospektif ini dilakukan di FKUI/RSCM. Tulang mandibulla berasal dari pasien dengan tumor mandibulla ganas maupun jinak yang menjalani operasi rekonstruksi mandibulla. Tulang mandibula yang telah dibersihkan dari jaringan sekitarnya tersebut dibagi dua hingga didapat dua potongan tulang mandibula yang sama besar. Sampel tulang pertama direndam dalam formalin 10% kemudian dikirim ke bagian Patologi Anatomi FKUI/RSCM untuk pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan hematoxin eosin dan diperlakukan sebagai kontrol. Sampel tulang kedua dilakukan sterilisasi boiling yaitu dengan merendam tulang tersebut ke dalam cairan aquabides steril bersuhu 100oC selama 30 menit di dalam sterilisator boilling. Setelah itu direndam dalam formalin 10% dan dikirim ke bagian Patologi Anatomi untuk pemeriksaan histopatologi dengan pewarna haematoxin eosin.
Hasil:
Sejak periode Februari 2011 sampai Mei 2011 telah diperoleh tujuh kasus. Hampir semuanya menderita tumor jinak mandibula (Ameloblastoma) yaitu 5 kasus. Namun terdapat satu kasus Ameloblastoma dengan kecenderungan ganas (Ameloblastoma tipe campuran dengan fokus skuamoid) selain itu didapat satu kasus dengan Osteosarcoma tipe small cell dan satu kasus dengan Acinic cell carcinoma. Setelah dilakukan prosedur sterilisasi seperti yang telah disebutkan di atas. Didapat empat kasus (Ameloblastoma) tidak ditemukan sel tumor yang viable setelah sterilisasi. Sedangkan ketiga kasus lainnya adalah pada keganasan masih didapat sel tumor yang viable.
Kesimpulan:
Perlu dilakukannya homogenitas sampel penelitian dan dilakukannya studi lebih lanjut, khususnya sterilisasi bonegraft pada kasus tumor ganas mandibula.
Kata kunci: bone graft, sterilisasi bone graft, rekonstruksi mandibula.