Faruly Wijaya S. Limba, Dedy Pratama
Latar Belakang:
Insiden pasien gagal ginjal kronik (GGK) stadium akhir cenderung meningkat. Hemodialisa telah diterima sebagai suatu metode perawatan pada pasien GGK stadium 5. Akses vaskuler hemodialisa yang ideal adalah akses yang mampu memfasilitasi dialisis yang adekuat, angka patensi yang sempurna, sedikit komplikasi dan mudah dibuat. Fistula A-V merupakan akses vaskuler yang paling mendekati ideal, sehingga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien GGK.
Metode:
Penelitian retrospektif, dengan desain deskriptif. Data diperoleh dari arsip form operasi fistula A-V di Divisi Vaskuler dan Endovaskuler Departemen Ilmu Bedah FKUI-RSCM tahun 2010 dan dari rekam medis pasien. Pengolahan data dilakukan dengan SPSS 16.0
Hasil:
Dari total 148 subjek penelitian yang diteliti, pasien pria, sebesar 64,2%. Pada 116 subjek, yakni terdapat 4 orang (3,4%) pada kategori usia 11- 20 tahun, 9 orang (7,8%) usia 21-30 tahun, 12 orang (10,3%) usia 31- 40 tahun, 28 orang (24,1%) usia 41- 50 tahun, 35 orang (30,2%) usia 51- 60 tahun, 24 orang (20,7%) usia 61- 70 tahun, dan 4 orang (3,4%) usia 71 - 80 tahun. Penyebab utama gagal ginjal adalah hipertensi sebesar 37,9%, diabetes mellitus sebesar 30,2%, batu ginjal (9%), genetik (4%), autoimun (3%), dan penyebab lain (21%). Faktor risiko lain yang menyertai penyebab utama adalah penyakit jantung (17,6%), hiperkolesterolemia (8,4%), serta usia tua (7,6%). Dari subjek – subjek penelitian yang diteliti ini, 29 subjek (19,6%) sudah pernah dilakukan pembuatan AV Shunt sebelumnya. Lokasi pembentukan AV shunt pertama terbanyak adalah pada wrist kiri (33,3%). Lokasi lainnya adalah cubiti kiri (30,3%), wrist kanan (6,1%) dan lainnya (30,3%). Kemudian pada pembentukan AV Shunt kedua, lokasi AV shunt tersering adalah cubiti kanan (36,4%). Lokasi lainnya adalah wrist kanan (27,3%), cubiti kiri (9,1%), wrist kiri (9,1%) dan lainnya (18,2%). 69,6% pasien tidak memakai double lumen, sisanyatidak memakai double lumen. Lokasi double lumen terbanyak adalah jugular (45,9%), subclavia (32,4%) dan lainnya (21,7%). Operator tindakan pemasangan AV Shunt oleh trainee bedah vaskuler yaitu 53,4%, 36,3% oleh konsultan bedah vaskuler, dan 10,3% oleh residen bedah umum. Kondisi vena superficial, 85,6% baik, sedangkan sisanya (14,4%) buruk. Sebanyak 6,6% subjek terdapat kalsifikasi vena. Kondisi arteri, 91% baik, sedangkan 9% buruk. Pada 17 orang (12,4%) terdapat kalsifikasi pada arterinya, sisanya (87,6%) tidak mengalami kalsifikasi. Diameter vena superfisialis terkecil adalah 1 mm, terbesar 7 mm, rata -rata 2,9 mm dengan standard deviasi 1,17 mm. Sedangkan diameter terkecil adalah 3 mm, terbesar 9 mm, rata - rata 3,4 mm dengan standard deviasi 1,44 mm. Anastomosis yang dilakukan, 88 orang (62%) pada direct elbow, 31 orang (21,8%) pada direct wrist, 16 orang (11,3%) direct access, dan lain - lain 7 orang (4,9%). Lamanya operasi memakan waktu rata - rata 79 menit dengan standard deviasi 38 menit.
Kata kunci: Gagal ginjal kronik stadium akhir, akses vaskuler hemodialisa, fistula A-V