Tim peneliti dari cardiff University, Wales Inggris, bersama-sama dengan ilmuwan dari Karolinka Institute, Stockholm, Swedia, yang dipimpin oleh Profesor Phil Stephens, berhasil menemukan adanya suatu kelompok sel-sel baru yang mepunyai kemampuan kuat untuk mensupresi kerja sistem imun, Sel-sel baru dengan kemampuan tinggi ini dapat membantu menjawab timbulnya kelainan sistem imun.
Jika di satu pihak sistem imun tubuh melindungi terhadap berbagai penyakit, sebaliknya sistem ini juga dapat merugikan. dengan menggunakan limfosit, sistem imun dapat menyerang sel-sel yang memproduksi insulin, sehingg akan menyebabkan diabetes. Atau contoh lain yaitu sistem imun akan menyebabkan tubuh menolak organ yang ditransplantasikan.
Sel progenitor Lamina propria mukosa oral merupakan populasi sel progenitor baru yang belakangan ini bantak dibicarakan. Populasi ini dibuktikan berasal dari neural crest, yaitu dengan adanya ekspresi Slug, Snail, Twist, dan Sox 10, serta penanda sel punca CD44+ , CD90+, CD105+, C166+. Ekspresi positif telomerase aktif dan kemampuan sel-sel ini untuk berdiferensiasi menjadi lapisan sel-sel mesenkim dan neuronal, menunjukkan potensinya sebagai sumber sel untuk aplikasi rekayasa jaringan.
Sel-sel progenitor tersebut diisolasi melalui berbagai adhesi, yang kemudian menjadi fibronektin, dan kemudian dikembangkan dengan kloning, dimana setiap klo berasal dari sel tunggal. Populasi sel progenitor klonal mempunyai berbagai keuntungan dibanding populasi sel punca heterogen untuk terapi sel punca, karena dapat lebih mudah terlihat perbedaanya menghasilkan sel-sel yang lebih mudah direproduksi dan memberikan hasil yang lebih akurat, seperti untuk transplantasi. Keuntungan penggunaan sel punca klonal adalah peningkatan potensi osteoblastik dari sel-sel osteoblastic-like untuk rekayasa jaringan tulang.
Meskipun potensi terapi berbasis sel alogeneik sangat besar, tetapi disebabkan sifat imunologik dan imunomodulasinya, maka pengumpulan sel-sel punca mesenkimal sumsum tulang akan memerlukan operasi invasif. Dan sudah diketahui secara umum bahwa jumlah sel-sel tersebut akan berkurang dengan bertambahnya usia seseorang. Oleh karena itu, isolasi sel-sel progenitor mukosa bukal (pipi) yang mudah didapat dan hanya memerlukan biopsi invasif minimal, serat penyembuhan dengan pembentukan jaringan parut yang juga minimal atau bahkan tanpa jaringan parut, akan memberikan keuntungan nyata jika dibandingkan dengan sumber sel punca yang ada pada saat ini seperti sel-sel punca mesenkimal sumsum tulang.
Kemampuan sel progenitor mukosa bukal mensupresi proliferasi limfosit menyebabkannya dapat digunakan pada aplikasi rekayasa jaringan alogeneik maupun berpotensi untuk pengobatan langsung pada penyakin imun. Sedangkan sifat klonogenik sumber sel ini dibanding populasi yang heterogen pada sel punca sumsum tulang, mampu memberikan hasil yang mudah diulang dan secara klinik dapat diprediksi.
Para peneliti mengambil lapisan sel-sel mukosa oral yang berada di dalam pipi dan kemudian melakukan kloning. Uji laboratorium menunjukkan bahwa dosis sekecil apapun dari sel-sel tersebut mampu secara komplit menghambat limfosit.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa sel-sel pipi mempunyai potensi yang luas di masa yang akan datang untuk terapi penyakit yang berhubungan dengan sistem imun. Penelitian yang berhubungan dengan sistem imun saat ini difokuskan pada sel-sel punca dewasa, terutama sel-sel punca yang berasal dari sumsum tulang. Dalam kenyataanya, sel-sel jaringan pipi mempunyai efek yang lebih kuat.
Dikatakan bahwa saat ini, hasil yang ada hanyalah hasil laboratorium. Para peneliti belum mampu membuktikannya di luar laboratorium, dan penggunaannya untuk pengobatan masih memerlukan waktu yang bertahun-tahun. Meskipun demikian, sel-sel ini sangat kuat dan memberikan harapan besar untuk dapat melawan berbagai penyakit. Sel-sel ini juga mudah dikumpulkan, di mana situasinya adalah berbeda dengan sel-sel punca sumsum tulang yang memerlukan biopsi invasif. Sel-sel ini hanya cukup dipanen melalui biopsi kecil di dalam mulut.
Jadi dalam studi ini untuk pertama kalinya dijelaskan mengenai efek imunomodulasi sel-sel progenitor lapisan mukosa oral dan potensinya untuk rekayasa jaringan alogeneik. Studi ini menunjukkan bahwa sel progenitor lapisan mukosa oral mampu mengurangi proliferasi limfosit pada kultur limfosit campuran alogeneik pada dosis serendah 0,001% terhadap sel-sel responder, dan dengan penghambatan komplit terhadap proliferasi limfosit pada kultur Transwell.
Data ini menunjukkan pentingnya satu/lebih faktor soluble dalam menghasilkan efek imunomodulasi sel mukosa oral terhadap limfosit darah perifer. Oleh karena itu, sel-sel ini berpotensi menjadi sumber sel-sel progenitor preferensial untuk rekayasa jaringan alogeneik dan pengobatan kelainan imun.