Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis. Ada 2 macam mycobacteria yang menyebabkan penyakit tuberculosis, yaitu tipe human(berada dalam bercak ludah dan droplet) dan tipe bovine yang berada dalam susu sapi.
DIAGNOSIS
Diagnosis paling tepat dengan ditemukan basil TB dari bahan yang diambil dari pasien, misal sputum, biopsi lambung, dll. Pada anak lebih sulit mendapatkan temuan tersebut sehingga diagnosis TB anak didasarkan pada gambaran radiologis dan uji tuberkulin.
Tanda-tanda yang penting untuk diperhatikan pada TB anak adalah:
1. Pada anak harus dicurigai TB kalau
- Kontak erat dengan pasien penderita TB dengan sputum BTA (+)
- Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG dalam 3-7 hari
- Terdapat gejala umum
2. Gejala-gejala yang harus dicurigai TB
I. Gejala umum tidak spesifik
- Malnutrisi tanpa gejala yang jelas
- Anoreksia
- Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas
- Perbesaran kelenjar limfe
- Gejala respiratorik (batuk lama, tanda cairan dada, nyeri dada)
- Gejala gastrointestinal (diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan, benjolan di abdomen, tanda cairan dalam abdomen)
II. Gejala Spesifik
- TB kulit
- TB tulang/sendi
- TB otak/saraf
- Gejala mata (tuberkel koroid dsb)
- Lain-lain
3. Uji tuberculin (Mantoux test)
Pemeriksaan ini merupakan alat diagnosis yang penting dalam menegakkan diagnosis tuberkulosis.Dilakukan dengan menyuntikkan intrakutan (Tuberkulin PPD RT 23 kekuatan 2TU atau PPD-S kekuatan 5 TU). Pembacaan dilakukan dalam 48-72 jam. Positif bila indurasi ≥ 10mm.
4. Reaksi cepat BCG
Positif bila terjadi kemerahan dan indurasi ≥ 5mm (dalam 3-7 hari)
5. Foto Rotgent Paru
Sering tidak khas. Dapat berupa milier, ateletaksis, infiltrat dsb.
6. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan langsung BTA dan kultur sputum.
7. Pemeriksaan Serologi
8. Pemeriksaan patologi anatomi.
9. Respon dengan pengobatan OAT.
SISTEM SKORING TB ANAK IDAI
PARAMETER | 0 | 1 | 2 | 3 | SKOR |
Kontak TB | Tidak jelas | Laporan keluarga, BTA (-) atau tidak tahu | Kavitas (+), BTA tidak jelas | BTA (+) | |
Tes Tuberkulin | Negatif | - | - | Positif ( ≥ 10 mm atau ≥ 5 mm pada keadaan imunosupresi) | |
BB / Keadaan Gizi | BB/TB < 90% atau BB/U < 80% | Klinis gizi buruk atau BB/TB< 70% atau BB/U < 60% | |||
Demam tanpa sebab jelas | - | ≥ 2 minggu | - | - | |
Batuk | < 3 mg | ≥ 3 mg | |||
Pembesaran kelenjar | > 1 kelenjar ≥ 1 cm tdk sakit | ||||
Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falang | + | ||||
Foto thorax | Normal / Tidak jelas | Sugestif : § Infiltrat § Pembesaran kelenjar § Konsolidasi segmental / lobar § Atelektasis | § Kalsifikasi + infiltrat § Pembesaran kelenjar + infiltrat | ||
TOTAL |
CATATAN UNTUK SISTEM SKORING IDAI
- Diagnosis oleh dokter
- Diagnosis gizi harus ada
- Panas / demam dan batuk tidak ada respon dengan pengobatan standar
- Foto Ro’Thoraks bukan merupakan alat diagnostik yang utama pada TB anak
- Semua kejadian reaksi akselerasi BCG harus dilakukan evaluasi dengan sistem skoring
- Diagnosis TB anak bila skor ≥ 6
- Bila skor 5 dan anak < 5 th dengan dugaan yang kuat, rujuk ke RS
- Pemberian profilaksis INH bila kontak BTA (+) dengan skor < 6
DAFTAR PUSTAKA
GTPT, 2007. Epidemiologi Tuberkulosisi di Indonesia.diakses dari: http://tbindonesia.or.id/tbnew/epidemiologi-tb-di-indonesia/article/55/000100150017/2 pada 2 Juni 2011, 20.30 WIB
Purnasari Galih, 2001. Anemia pada Penderita Tuberkulosis Paru Anak dengan Berbagai Status Gizi dan Asupan Zat Gizi. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/32592/1/394_Galih_Purnasari_G2C007032.pdf pada 3 Juli 201217.00 WIB
Setiawati dkk: Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/ SMF Ilmu Kesehatan Anak, edisi 3, Universitas Airlangga 2008.
WHO, 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Edisi 1, WHO 2009.