Pengertian epistaksis / mimisan adalah perdarahan yang berasal dari hidung yang diakibatkan karena akibat dari faktor lokal atau pun sebab umum (kelainan sistemik). Dan hampir 90% dari angka kejadian epistaksis dapat berhenti sendiri. Kecuali penderita mempunyai kelainan sendiri terutama kelainan dalam hal pembekuan darah. Epistaksis bukan merupakan suatu penyakit, melainkan sebagai gejala dari suatu kelainan.
Anatomi fisiologi hidung khususnya adalah rongga kita kaya dengan pembuluh darah. Pada rongga bagian depan, tepatnya pada sekat yang membagi rongga hidung kita menjadi dua, terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus Kiesselbach. Pada rongga bagian belakang juga terdapat banyak cabang-cabang dari pembuluh darah yang cukup besar antara lain dari arteri sphenopalatina.
Rongga hidung mendapat aliran darah dari cabang arteri maksilaris (maksila=rahang atas) interna yaitu arteri palatina (langit-langit) mayor dan arteri sfenopalatina. Bagian depan hidung mendapat perdarahan dari arteri fasialis. Bagian depan septum terdapat anastomosis (gabungan) dari cabang-cabang arteri sfenopalatina, arteri etmoid anterior, arteri labialis superior dan arteri palatina mayor yang disebut sebagai pleksus kiesselbach (little’s area). Jika pembuluh darah tersebut luka atau rusak, darah akan mengalir keluar melalui dua jalan, yaitu lewat depan melalui lubang hidung, dan lewat belakang masuk ke tenggorokan. Itu adalah patofisiologi mimisan (epistaksis).
Epistaksis dibagi menjadi 2 yaitu anterior (depan) dan posterior (belakang). Kasus epistaksis anterior terutama berasal dari bagian depan hidung dengan asal perdarahan berasal dari pleksus kiesselbach. Epistaksis posterior umumnya berasal dari rongga hidung posterior melalui cabang a.sfenopalatina.
Epistaksis anterior menunjukkan gejala klinik yang jelas berupa perdarahan dari lubang hidung. Epistaksis posterior seringkali menunjukkan gejala yang tidak terlalu jelas seperti mual, muntah darah, batuk darah, anemia dan biasanya epistaksis posterior melibatkan pembuluh darah besar sehingga perdarahan lebih hebat.
Epistaksis juga seringkali terjadi pada anak-anak. Epistaksis pada anak-anak umumnya berasal dari little’s area/pleksus kiesselbach yang berada pada dinding depan dari septum hidung. Dua hal yang paling banyak menyebabkan mimisan pada anak adalah karena trauma minor dan trauma mayor. Hal yang masuk dalam penyebab mimisan trauma minor diantaranya yaitu karena sebab anak mengorek hidung, bersin, batuk, menggaruk hidung atau karena mengedan. Sedangkan sebab mimisan anak yang berasal dari faktor trauma mayor diantaranya yaitu karena mukosa hidung anak yang rapuh. Diantaranya karena terdapat infeksi saluran nafas atas, pengeringan mukosa hidung.
Bila epistaksis ini seringkali berulang terjadi pada diri kita atau keluarga maka kita memerlukan anamnese untuk bisa mengetahui mengapa mimisan berulang. Diantara hal yang kita tanyakan adalah :
- Riwayat sebelumnya dimana seringkali berdarah setelah tindakan bedah (cabut gigi, sirkumsisi-sunat).
- Riwayat keluarga dengan perdarahan, epistaksis berulang, menstruasi berlebihan.
- Penggunaan obat-obatan, contoh obat semprot hidung, obat-obatan hidung, NSAIDS (non steroidal anti inflammatory drugs).
- Berikan penderita posisi dengan duduk menunduk untuk mencegah darah menumpuk di daerah faring posterior sehingga mencegah terjadinya penyumbatan jalan napas.
- menghentikan perdarahan mimisan. Menghentikan perdarahan pada epistaksis dapat kita lakukan dengan cara : tekan pada bagian depan hidung selama 10 menit, tekan hidung antara ibu jari dan jari telunjuk, jika perdarahan berhenti tetap tenang dan coba cari tahu apa faktor pencetus epistaksis dan hindari
- Jika setelah kita melakukan langkah-langkah di atas dan perdarahan tak kunjung berhenti maka tindakan kita selanjutnya adalah membawa penderita ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan serta perawatan lebih lanjut.
Komplikasi dari epistaksis yang bisa terjadi diantaranya yaitu :
- Sinusitis.
- Aspirasi (masuknya cairan ke saluran napas bawah).
- Bekuan darah pada sekat hidung ( septal hematom ).
- Infeksi