Naif banget gak sih??? Gue Cuma manusia biasa yang gak bisa membendung perasaan gak seperti bendungan yg bisa nahan begitu banyak (air).... Rindu dan kesetiaan mencintai Dia yang bukan milik gue ... Gak peduli dengan pandangan mereka yang mengatakan bodohnya gue( bro elu bodoh ngejar tapi gak diperhhatiin | “hening berkepanjangannnn”). Gue selalu menunggu dan mencoba bertahan walaupun selalu di Selip ama namanya itu Saingan... Gak peduli dengan omongan mereka yang mengatakan perbuatan gue bakaln sia-sia belaka...
Mungkin, buat mereka” yang tahu usaha gue yang 'sebenernya' yang selama ini gue udah perjuangiin bertahun-tahun (ini serius!!), mereka gak hanya memotivasi gue di saat gue galau maupun di saat lagi nahan boker (ini gak penting!!), tapi juga nemenin gue di titik terlemah gue. Dan mereka yang melihat “Usaha” gue dengan kasat mata, hanya akan menunjukkan simpati dengan kata-kata yang sebenernya gak terlalu gue butuhin malah gue buang di tempat sampah. Bukannya gak tau terima kasih, hanya saja gue gak mau dikasianin apalagi di remehinn.
Sampai akhirnya, hari itupun tiba (26nopember2011) dan gue terdiam. Mungkin ini akan menjadi awal 'saatnya diam' bagi gue. Mungkin juga elu yang lagi baca gak ngerti kenapa tiba-tiba ada kata 'diam'disini. Ini karena sebuah ketegasan tersirat dalam sebuah pembicaraan. Ternyata hal tersirat lebih mengenai sasaran daripada mengatakan 'aku tidak tahu alasannya'.
Kini, gue udah tahu kelak gue akan bertemu dia sebagai apa. Ya, sebagai “Musuh” tanpa kata 'teman maupun pacar impian' menyelip diantaranya. Gue nganggep dia musuh eh bukan..tapi orang yg gue benci sebenarnya bukan tanpa alasan..Gue hanya mau lupain dia seumur hidup Gue...bukan karena Gue ditolak melainkan hanya ingin ngelupain Dia..
Gue gak perlu mikir akankah gue mau bertemu dengan dia lagi?. Gue gak perlu mikir apa yang harus gue bawa buat dia?. Gue hanya perlu memperlihatkan diri gue di depan kaca dan mengatakan “ hei bro!! Lu mesti move on!!! “
Masih berharap? Ya, disini gue masih sedikit berharap namun tak ada Niat lagi.. gue dah iklhas dan ridho dia bersandar disamping pasangannya..... gue gak akan lagi menunjukkan harapan itu dan membiarkan semua “ini” hilang dengan sendirinya, sembari menunggu seseorang yang bisa mencintai gue dengan tulus yg bisa nerima kejelakan dan keburukan gue apa adanya < ----“ini fitnah”.... Gue gak akan lagi berusaha untuk mengukir satu senyum di wajahnya. Gue cukup mendoakannya tentu doain temen” gue yg lain juga,..... karena itulah, kini saatnya gue diam dan gak banyak bicara. Semua ini tentang Dia...
Masih berharap? Ya, disini gue masih sedikit berharap namun tak ada Niat lagi.. gue dah iklhas dan ridho dia bersandar disamping pasangannya..... gue gak akan lagi menunjukkan harapan itu dan membiarkan semua “ini” hilang dengan sendirinya, sembari menunggu seseorang yang bisa mencintai gue dengan tulus yg bisa nerima kejelakan dan keburukan gue apa adanya < ----“ini fitnah”.... Gue gak akan lagi berusaha untuk mengukir satu senyum di wajahnya. Gue cukup mendoakannya tentu doain temen” gue yg lain juga,..... karena itulah, kini saatnya gue diam dan gak banyak bicara. Semua ini tentang Dia...
"Kita Bersyukur bukan karena sesuatu yang baik terjadi, MELAINKAN sesuatu yang baik TERJADI karena Kita Bersyukur" akibat kejadian ini gue bisa masuk ke tahap move on yg berkepanjangaann
Wassalam
Salam Absurd