Nyeri dada adalah keluhan yang paling banyak dirasakan oleh para pasien dan penderita panyakit jantung koroner. Nyeri dada juga bisa disebabkan oleh berbagai macam penyebab, bisa dari otot atau tulang, jantung, paru-paru, saluran pencernaan, atau bisa pula karena masalah psikologis. Dan ciri khas nyeri dada infark miokard sama seperti yang telah disebutkan di atas.
Sebenarnya askep nyeri dada / asuhan keperawatan nyeri dada ini tidak jauh beda dengan askep angina pektoris yang telah dibahas pada postingan sebelumnya. Hanya perbedaan sedikit saja dengan askep angina pektoris.
Untuk kali ini Blog Keperawatan akan mencoba sharing sedikit mengenai askep nyeri dada ini bila ditinjau tentunya dari tinjauan keperawatan. Bila sahabat ingin mendapatkan penjelasan mengenai nyeri dada bila dilihat dari konsep medisnya sahabat bisa mendapatkannya di sini tinjauan medis nyeri dada.
Pada pengkajian yang dilakukan pada asuhan keperawatan nyeri dada ini meliputi dua hal, yaitu pengkajian primer dan juga pengkajian sekunder.
Pada pengkajian primer ini seperti halnya pada tahap resusitasi jantung paru yang mengenai akan ABC yaitu Airway, Breathing, Circulation. Walaupun tahapan resusitasi jantung paru ini berbeda bila kita mengkaji dengan pasien nyeri dada. Penilaian ABC ini juga masuk pengkajian primer ini yaitu :
- Airway. Yang kita kaji sebagai seorang perawat pada tahap airway ini diantaranya yaitu bagaimana kepatenan jalan nafas penderita, apakah ada sumbatan / penumpukan sekret di jalan nafas penderita, dan bagaimana bunyi nafasnya, apakah ada bunyi nafas tambahan pada penderita tersebut.
- Breathing. Yang kita kaji dalam hal ini yaitu bagaimana pola nafas penderita, frekuensi pernafasan serta juag kedalaman dan iramanya nafas penderita. Apakah penderita juga menggunakan otot bantu pernafasan, apakah ada bunyi nafas tambahan pula ?
- Circulation. Yang kita kaji dalam sirkulasi penderita nyeri ada ini diantaranya yaitu tanda-tanda vital yang meliputi akan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi, heart rate. Selain itu yang dikaji adalah nadi perifer dan nadi karotis yaitu mengenai kualitas (isi dan tegangan), Terus kita kaji juga capillary refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis atau oliguria. Dan juga kita kaji apakah ada penurunan kesadaran yang terjadi.
- Lokasi Nyeri Dada. Pengkajian mengenai lokasi nyeri ini bisa membantu dalam menegakkan diagnosa apakah nyeri dada tersebut berasal dari jantung apakah dari organ lainnya. Dimana tempat mulainya, penjalarannya (ciri khas nyeri dada koroner : Nyeri dada ini dimulai dari sternal menjalar ke leher, dagu atau bahu sampai lengan kiri bagian ulna).
- Sifat Nyeri Dada. Khas nyeri dada yang berasal dari jantung doiantaranya yaitu : perasaan penuh, rasa berat seperti kejang, meremas, menusuk, mencekik / rasa terbakar. Sensasi nyeri dada ini akan dirasakan berbeda pada tiap pasien nyeri dada koroner.
- Ciri Rasa Nyeri Dada. Yang dikaji pada bagian ini adalah derajat nyeri, lamanya nyeri, berapa kali timbul dalam jangka waktu tertentu. Ini akan membantu dalam mendiagnosa alnya pada penyakit jantung koroner.
- Kronologis Nyeri Dada. Yang kita kaji adalah awal timbul nyeri serta perkembangannya secara berurutan. Timbulnya saat aktifitas atau kah sedang beristirahat atau sedang tertidur.
- Keadaan pada waktu serangan. Apakah timbul pada saat-saat / kondisi tertentu. Hampir sama seperti yang disebutkan di atas tentang kondisi pada waktu serangan nyeri dada terjadi.
- Faktor yang memperkuat / meringankan rasa nyeri misalnya sikap / posisi tubuh, pergerakan, tekanan. Apakah nyeri dada berkurang dengan istirahat atau tidak ?
- Perubahan rasa nyaman nyeri (nyeri akut) behubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri, inflamasi jaringan.
- Perubahan perfusi jaringan (otot jantung) berhubungan dengan penurunan aliran darah.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan metabolisme jaringan.
- Memberikan suasana nyaman dan lingkungan teraupetik pada pasien.
- Mengobservasi serta memonitor keadaan umum pasien serta tanda-tanda vital.
- Menganjurkan pasien untuk bedrest total.
- Memberikan posisi yang nyaman bagi pasien dengan posisi semifowler / fowler.
- Mengkaji keluhan pasien.
- Kolaborasi tindakan medis.
- Merekam EKG 12 lead.
- mengambil sample darah untuk pemeriksaan laboratorium darah yang berkaitan dengan enzim jantung dan sejenisnya.
- Kolaborasi pemberian oksigen serta obat-obatan seperti halnya analgesik, penenang, nitrogliserin, Calcium antagonis dan observasi efek samping obat.