Yang dimaksud dengan inkontinensia urina adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan atau sosial. Variasi dari inkontinensia urin meliputi keluar hanya beberapa tetes urin saja, sampai benar-benar banyak, bahkan terkadang juga disertai inkontinensia alvi (disertai pengeluaran feses).
Etiologi atau penyebab inkontinensia urine ini adalah karena adanya kelemahan dari otot dasar panggul. Ini yang berkaiatan dengan anatomi dan juga fungsi organ kemih. Kelemahan dari otot dasar panggul ini bisa karena beberapa penyebab yaitu diantaranya kehamilan yang berulang-ulang, kesalahan dalam mengedan. Hal tersebut bisa mengakibatkan seseorang tersebut tidak dapat menahan air seni(beser). Inkontinensia Urine juga bisa terjadi karena produksi urin berlebih karena berbagai sebab. Misalnya gangguan metabolik, seperti diabetes melitus, yang harus terus dipantau. Sebab lain adalah asupan cairan yang berlebihan yang bisa diatasi dengan mengurangi asupan cairan yang bersifat diuretika seperti kafein.
Setelah kita mengetahui akan pengartian serta penyebab inkontinensia urin ini yang tinjau dari Konsep Medis Inkontinensia urin, maka untuk berikutnya adalah kita tinjau dari segi keperawatannya yaitu askep inkontinesia urine. Seperti biasa bila kita melakukan asuhan keperawatan langkah pertamanya adalah dengan melakukan pengkajian keperawatan dan inilah pengkajian perawatan pasien dengan inkontinensia urine.
Pengkajian inkontinensia urine yaitu kita menayakan kepada pasien mengenai kapan inkontinensia urine mulai muncul dan hal-hal yang berhubungan dengan gejala inkontinensia :
- Berapa kali inkontinensia terjadi ?
- Apakah ada kemerahan, lecet, bengkak pada daerah perineal ?
- Apakah klien mengalami obesitas ?
- Apakah urine menetes diantara waktu BAK, jika ada berapa banyak ?
- Apakah inkontinensia terjadi pada saat-saat yang bisa diperkirakan seperti pada saat batuk, bersin tertawa dan mengangkat benda-benda berat ?
- Apakah klien menyadari atau merasakan keinginan akan BAK sebelum inkontinensia terjadi ?
- Berapa lama klien mempunyai kesulitan dalam BAK / inkontinensia
- urine ?
- Apakah klien merasakan kandung kemih terasa penuh ?
- Apakah klien mengalami nyeri saat berkemih ?
- Apakah masalah ini bertambah parah ?
- Bagaimana cara klien mengatasi inkontinensia ?
Inspeksi
- Adanya kemerahan, iritasi / lecet dan bengkak pada daerah perineal.
- Adanya benjolan atau tumor spinal cord.
- Adanya obesitas atau kurang gerak.
- Adanya distensi kandung kemih atau nyeri tekan.
- Teraba benjolan tumor daerah spinal cord.
- Terdengar suara redup pada daerah kandung kemih.
- Kecemasan
- Gangguan bodi image
- Defisit pengetahuan
- Kelemahan ( kurang aktivitas )
- Gangguan Harga Diri
- Gangguan Integritas Kulit
- Menjaga kebersihan kulit, kulit tetap dalam keadaan kering, ganti sprei atau pakaian bila basah.
- Anjurkan klien untuk latihan bladder training
- Anjurkan pemasukkan cairan 2-2,5 liter / hari jika tidak ada kontra indikasi.
- Cek obat-obat yang diminum ( narkotik, sedative, diuretik, antihistamin dan anti hipertensi ), mungkin berkaitan dengan inkontinensia.
- Cek psikologis klien.
- Anjurkan klien untuk latihan perineal atau kegel’s exercise untuk membantu menguatkan kontrol muskuler ( jika di indikasikan ). Latihan ini dapat dengan berbaring, duduk atau berdiri dan cara kegel's ini adalah dengan : Kontraksikan otot perineal untuk menghentikan pengeluaran urine, kontraksi dipertahankan selama 5-10 detik dan kemudian mengendorkan atau lepaskan, ulangi sampai 10 kali, 3-4 x / hari.