Sekitar 4 tahun bertugas di rumah sakit internasional di Bandung, dr. Joice Juliana, MARS (32 tahun) memutuskan untuk keluar. Bukan karena ada masalah atau merasa tidak betah. “Kami ingin mengembangkan klinik yang telah dirintis oleh ibu,” ujar ibu satu anak ini. Kami yang dimaksud adalah sang ibunda yang berprofesi sebagai bidan. Kemudian kakak sulung (dokter umum), kakak nomor dua (spesialis gigi anak) dan Joice sendiri.
“Adik saya tidak ikut menangani klinik karena profesinya lain, jaksa,” ujarnya. Klinik keluarga mereka terletak di Cibaduyut, Bandung, yang dikenal sebagai sentra pembuatan dan penjualan sepatu. Klinik lebih banyak menangani masalah kesehatan ibu dan anak, mulai dari pemeriksaan kehamilan, senam hamil, persalinan, pijat bayi, baby spa, home care dan lain-lain. Pijat bayi dan baby spa lumayan banyak peminatnya dan meramaikan klinik..
Selain praktek di klinik, Joice kadang diminta oleh perusahaan farmasi untuk tampil di sekolah-sekolah SMU di Bandung dan sekitarnya, untuk melakukan edukasi mengenai kesehatan alat reproduksi, khususnya alat reproduksi wanita. Dapat disimpulkan bahwa pemahaman remaja mengenai kesehatan alat reproduksi masih sangat minim. Pengetahuan remaja umumnya berasal dari teman atau internet, yang kadang perlu diluruskan.
Agar lebih mudah dipahami, Joice menampilkan penampang alat reproduksi wanita. Dijelaskan bahwa alat reproduksi wanita letaknya di dalam, sehingga bila terkena infeksi tidak mudah terlihat. Tahu-tahu, infeksi yang dialami sudah terlanjur parah. Berbeda dengan alat reproduksi pria yang terletak di luar sehingga bila terkena infeksi dapat segera diketahui dan segera pula diobati.
Ada yang bertanya mengenai alat bantu seks, termasuk soal kondom. Tampak bahwa, “Mereka ingin tahu masalah seputar seks dan selama ini tidak ada tempat untuk bertanya.’ Tanggapan para guru? “Mereka sangat senang dan merasa terbantu, karena siswa siswi bisa memperoleh penjelasan dan pemahaman yang benar mengenai alat reproduksi dan seks pada umumnya.”