Dan melalui hubungan suami istri atau dikenal dengan hubungan intim atau pun jima' yang halal dan barokah adalah juga berpahala sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan dalam sebuah hadist berkaitan dengan hubungan intim suami istri dalam Islam yang artinya : "Dalam kemaluanmu itu ada sedekah." Sahabat lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?." Rasulullah menjawab, "Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala." (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah).
Itu adalah dalil bahwasannya adab berhubungan intim suami istri dalam Islam akan bisa membawakan pahala dan dianggap sebagai suatu ibadah yang di ridhoi Allah Ta'ala selama masih dalam koridor islami. Dan berhubungan seperti ini yaitu hubungan seks sesuai Islam adalah sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan sunah Rasulullah Sahallallahu 'alaihi wa sallam.
Tujuan hubungan intim suami istri menurut Ibnu Qayyim Al-Jauzi dalam Ath-Thibbun Nabawi (Pengobatan ala Nabi) menurut sunnah Rasulullah SAW adalah sebagai berikut :
- Memelihara keturunan dan keberlangsungan umat manusia.
- Mengeluarkan cairan yang bila mendekam di dalam tubuh akan berbahaya.
- Meraih kenikmatan yang dianugerahkan Allah. Dan juga merupakan bentuk dan bagian dari cara mensyukuri nikmat sehat.
Diantara keutaman hikmah pernikahan adalah bahwa menikah sangat dianjurkan Allah dan Rasullullah SAW, menikah akan mendapatkan hak untuk ditolong Allah, dapat memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, menambah keluhuran/ kehormatan dan dan merupakan suatu jalan mengalahkan setan dan kawan-kawan karena orang yang menikah telah berubah menjadi orang yang penuh dengan pahala dan jika beribadah pun akan berlipat –lipat pahalanya dibandingkan ibadahnya saat membujang. Dan bisa mencegah juga dari berbagai jenis penyakit seperti halnya penyakit hiv/aids.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani hubungan intim dalam Islam serta juga beberapa adab hubungan suami istri menurut Islam yaitu diantaranya :
Berdoa.
Sunnah Islam dalam hubungan suami istri adalah dengan berdoa. Dan doa ini sendiri pada hakekaktnya adalah memohon perlindungan kepada Allah terhadap gangguan setan dalam pelaksanaan jima Dan doa sebelum berhubungan intim adalah dengan doa yaitu :" Bismillah. Allahumma jannabnasyoithona wa jannabisyaithona maa rojaktanaa". Yang artinya :"Dengan nama Allâh. Ya Allâh, hindarkanlah kami dari syetan dan jagalah apa yang engkau rizkikan kepada kami dari syetan.
Dalil doa sebelum berhubungan intim suami istri ini adalah berasarkan hadist Rasulullah SAW yang artinya :" Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca: “Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami". Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya. (Shahih Muslim No.2591). Dan hal ini juga nantinya merupakan salah satu cara mendidik anak dalam kandungan setelah proses hubungan tersebut membuahkan kehamilan pada akhirnya.
Dilakukan Di Tempat Tertutup.
Karena memang jima adalah hubungan yang sangat pribadi untuk itulah tidak boleh dilakukan di tempat terbuka yang kemungkinan bisa dilihat atau pun diakses secara bebas oleh siapapun. Termasuk oleh anak-anak kita. Karena itulah dalam Islam seorang anak juga diharapkan mempunyai kamar sendiri dan dipisahkan antara anak laki-laki dan anak perempuan. Ini juga sama seperti adab dan sunnah hubungan intim seperti halnya menggunakan selimut sebagai penutup saat bersetubuh suami istri. Dari ‘Atabah bin Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya (berjima’), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti dua ekor himar. (HR Ibnu Majah).
Romantis Dan Melakukan Cumbu Rayu Terhadap Pasangan.
Islam mengajarkan jima yang disertai dengan pendahuluan ungkapan perasaan kasih sayang seperti halnya ucapan yang romantis, ciuman dan cumbu rayu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang artinya : "Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu." (HR. At-Tirmidzi). Selain ciuman dan rayuan, unsur penting lain dalam pemanasan sebelum pelaksanaan hubungan suami istri adalah sentuhan mesra. Bagi pasangan suami istri, seluruh bagian tubuh adalah obyek yang halal untuk disentuh, termasuk kemaluan. Terlebih jika dimaksudkan sebagai penyemangat jima’. Demikian Ibnu Taymiyyah berpendapat.
Berpakaian Dan Berdandan Yang Disukai Suami / Isteri Sebelum Jima’
Seorang isteri sebaiknya berdandan dan memakai pakaian yang disukai suami untuk menyenangkan dan memudahkan suami berjima’. Ini merupakan adab islami hubungan intim suami isri yaitu berpakaian seksi dikamar tidur dimana hanya suami atau isteri yang melihatnya diperbolehkan dalam islam karena dapat meningkatkan kualitas hubungan suami isteri. Hal ini juga bisa dilakukan dengan cara menggunakan parfum oleh perempuan sebelum jima di sunahkan karena akan lebih lebih meningkatkan gairah suami isteri sehingga meningkatkan kualitas dalam berhubungan suami isteri. Hal ini didasarkan pada hadist berikut : "Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah" (HR. Tirmidzi).
Posisi Hubungan Intim.
Islam sendiri memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada pemeluknya untuk mencoba berbagai variasi posisi dalam berhubungan seks. Dan juga beberapa posisi yang merupakan trik cepat hamil pun bisa dilakukan. Satu-satunya ketentuan yang diatur syariat hanyalah, semua posisi seks itu tetap dilakukan pada satu jalan, yaitu farji (kemaluan). Bukan yang lainnya. Bukan pada dubur karena hal ini adalah haram. Dan hal ini adalah masuk dalam kategori posisi seks yang dilarang oleh agama kita.