Belum lama ini, PERDOSSI cabang Bekasi dibentuk. Menurut dr. Kusdinar Diyon, SpS, tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi dokter, khususnya di daerah Bekasi. Banyak kasus cephalalgia, migraine dan vertigo dimasyarakat. Agar pelayanan optimal bisa diberikan kepada pasien, perlu dilakukan pertemuan seperti symposium ilmiah guna meningkatkan kompetensi dokter, khususnya di bidang neurologi.
Sebagai Ketua PERDOSSI Bekasi, dr. Kusdinar berharap, kegiatan symposium ilmiah khususnya dalam bidang neurologi, terus dilakukan. “Minimal setahun dua kali,” katanya.
Menjadi dokter audah menjadi cita-citanya sejak kecil. “Orang jaman dulu menganggap dokter itu serba bisa. Saya tertarik,” katanya. Kelahiran Tasikmalaya ini tertarik bidang neurology, karena bidang ini susah dan rumit untuk dipelajari. Nah, “Saya senang yang rumit-rumit.”
Lulus FK UGM tahun 1979, ia mengikuti wajib militer dan masuk TNI Angkatan Laut; terakhir berpangkat Laksamana Pertama TNI. Sebagai dokter TNI AL, pengalamannya banyak. Terutama ketika TNI Al melakukan bakti sosial, untuk membantu masyarakat di pulau-pulau terpencil dan pulau terluar yang membutuhkan pelayanan kesehatan. “Akses pelayanan kesehatan lain tidak bisa menjangkau. Kami bisa menggunakan kappa.”
Olah raga favoritnya, seperti bisa diduga, adalah berenang. “Karena umur sudah 60 tahun, saat ini saya sedang senang-senangnya main golf,” tambahnya. Ia biasa main golf di Bekasi, Tanggerang dan Bogor. Hobynya ini akan terus dilakukan. “Selama masih bisa dan selama masih ada yang mengajak, ha ha ha.” (ant)