Ini kali keempat kami, ini tahun terakhir kami mengikuti gelaran akbar tahunan yang selalu meramaikan dan ‘menghangatkan’ kehidupan kampus Fakultas Kedokteran Unpad. Gelaran yang memberikan warna tegas dan rasa berbeda dari sekadar berkutat dengan text books, learning issues, skripsi, puluhan kasus untuk OSCE dan SOOCA - yang tinggal hitungan hari -, rapat rutin, kumpul bersama teman satu fraksi, atau mengautis diri dengan kegiatan-kegiatan pribadi setiap kita. Jelas berbeda. Tekad dan antusiasme kumulatif seakan mengesampingkan warna pribadi untuk kemudian lebur membentuk atmosfer FK Unpad yang dinamis, energik, dan ambisius.
Itulah Olymphiart, gelaran yang tiap tahun nya ‘dikultuskan’ sebagai akselerator kekeluargaan bagi mahasiswa 4 angkatan di FK Unpad. Sekilas tampak bias, bagaimana mencapai kekeluargaan 4 angkatan yang dikemas dalam wujud kompetisi antar keempat angkatan tersebut. Namun, ketika kompetisi dan kekeluargaan itu seolah ditabrakan, masih ada hal yang bisa menjembatani keduanya, yakni pembelajaran. Tiap tahun yang pernah kami lewati, masing-masing memberikan warna yang berbeda. Selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian tiap tahun nya.
Angkatan baru dengan semangat baru, itulah kami. Belajar mengenal karakter, potensi, menumbuhkan kemauan, dan mengelola keragaman. Polos tanpa beban. Meraba dan mengenal medan, sambil berharap mendapat kedekatan intern maupun ekstern angkatan. Sesekali coba memaknai integritas dalam kapasitas kami yang masih belajar. Mulai belajar berkorban, saling menguatkan, mencoba komposisi terbaik dan menjaga harmoni dari hal baik yang sudah terbentuk.
Tanggung jawab ada di pundak kami, panitia olymphiart 2009. Berfikir dan bergerak tak hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk kebermanfaatan orang banyak. Beberapa konsepan dan kebijakan serta bentuk acara baru kami coba munculkan sebagai inovasi atas kekurangan yang kami analisis dari permasalahan sebelumnya. Belajar melayani dengan hati, belajar memberi. Berusaha memberi yang terbaik untuk angkatan lain sebagaimana untuk angkatan sendiri, profesional memberikan layanan terbaik untuk kepentingan orang banyak. Tahun ini mencoba memutus permasalahan klasik yang sering terjadi tiap tahun nya, konflik, pemakluman, dan kompromi. Ketegasan atas hal yang disepakati bersama dan atas peraturan tertulis mutlak kami lakukan. Ancaman, tuduhan, tekanan, dan kekerasan tak ayal jadi konsekuensi yang kami terima. Air mata pun terkadang jadi pelepas beban ketika dirasa tak ada lagi tempat untuk bergantung. Cobaan menjadikan kami semakin tangguh dan semakin solid, inilah hikmah langsung yang kami dapat dari menegakkan kebenaran dan mewujudkan kedisiplinan.
Kemenangan itu penting, tapi kebersamaan JAUH lebih penting! Potensi sudah tergali, beberapa komposisi terbaik sudah muncul, dan keseungguhan serta kemauan hadir dalam dada mayoritas kita. Kali ini kami punya target, tapi tak ada beban. Menang adalah harapan, tapi bukan keharusan. Ambisius, ya kami punya keinginan keras mencapai harapan itu, namun tetap pada jalur, meminimalisir konflik, dan terkadang mengalah demi sebuah integritas dan sebagai bentuk penghormatan. Disini kami belajar kedewasaan. Bertambah tua itu adalah keniscayaan, tapi kedewasaan itu pilihan, bagaimana kita bersikap, respect, berbesar hati dan bijak dalam menghadapi permasalahan, serta bisa memposisikan diri sesuai dengan peran kita masing-masing. Belajar untuk tidak mudah terluka karena masalah yang amat kecil, belajar memperhatikan perasaan orang lain dan melihat suatu masalah tidak dari satu sudut pandang saja, belajar sabar, mengendalikan jiwa dan emosi serta menenangkan hati. Ya, ini yang kami dapat di 2010.
Berbuat sebaik dan selurus mungkin dan melakukan apa yang paling mendekati ideal , melakukan yang terbaik dalam setiap hal yang hadir; olymphiart, skripsi, SOOCA, OSCE, MDE, sidang, itulah komitmen yang coba kami munculkan di tahun ini. Fokus, berkorban, dan konsisten untuk mencapai tujuan, tapi tetap menjaga harmonisasi. Menang bukan lagi sebagai kejaran utama, tapi jadi konsekuensi logis atas totalitas yang kami lakukan. Menjadi mahasiswa tingkat akhir mengingatkan sebuah simbol tanggung jawab keutuhan, menjadi penjaga nilai. Membimbing, meluruskan, membantu dan mengingatkan adik-adik angkatan menjadi hak dan tanggung jawab kami, begitulah sejatinya seorang kakak. Belajar menjadi teladan yang baik, dan menjaga atmosfer agar saling menghormati dan menghargai itu tetap terjaga.