Sindroma hiperstimulasi ovarium (SHSO) biasanya terjadi sebagai akibat pemberian obat hormonal : gonadotropin - hormon ini berfungsi untuk merangsang produksi telur di ovarium . Obat ini sebetulnya dipakai sebagai obat untuk menyuburkan pada kasus dimana ovulasi tidak teratur atau infertilitas. Pada sindrom hiperstimulasi ovarium, ovarium menjadi bengkak dan nyeri.
Sekitar seperempat wanita yang menggunakan gonadotropin akan mengalami hiperstimulasi yang ringan, yang akan hilang dengan sendirinya setelah satu minggu. Jika wanita menjadi hamil setelah mendapatkan salah satu obat kesuburan, maka gejala-gejala sindroma hiperstimulasi ovarium dapat berlangsung beberapa minggu. Sekitar kurang dari 2 persen wanita yang mendapatkan obat kesuburan akan mendapatkan SHSO yang parah, gejalanya berupa kenaikan berat badan yang cepat, sakit perut, muntah dan sesak napas.
Pada umumnya, gejala SHSO mulai terasa 3 sampai 10 hari setelah pemberian obat penyubur untuk merangsang ovulasi. Tingkat keparahan gejala SHSO bervariasi, dan gejala dapat memburuk atau membaik dari waktu ke waktu.
Gejala SHSO ringan : sakit perut hilang timbul, perut kembung, mual, muntah, diare dan ovarium membengkak.
Gejala yang lebih berat : kenaikan berat badan yang cepat (seperti kenaikan 5 sampai 10 kilogram dalam satu - dua hari), sakit perut, mual, muntah yang parah, frekuensi pipis menurun, warna pipis menjadi gelap, sesak nafas dan perut membesar dan pusing.
SHSO timbul setelah mendapat obat kesuburan yang kerjanya langsung merangsang ovarium untuk memproduksi sel telur lebih banyak. Pengobatan ini, dikenal dengan istilah stimulasi ovarium terkontrol, yang lebih sering menyebabkan gejala hiperstimulasi ovarium daripada cara-cara yang lebih umum untuk merangsang ovulasi yaitu dengan pemberian clomifen ( seperti Clomid, Serophene dll) yang mana obat ini bekerja lewat kelenjar di otak (pituitari).
Obat-obatan hormonal yang menyebabkan SHSO disebut gonadotropin. Isinya bisa berupa:
1.
Folikel-stimulating hormone (FSH), yang merangsang pembentukan kista multipel yang berisi cairan (folikel).
2.
Luteinizing Hormone (LH), yang mendukung kematangan telur dan memicu ovulasi
3.
Human menopause gonadotropin (HMG), yang mengandung baik LH dan FSH
4.
Human chorionic gonadotropin (HCG), yang menyebabkan lonjakan kadar LH (LH
surge), dalam siklus alami, sehingga menyebabkan folikel yang matang untuk lepas dari ovarium.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko SHSO adalah :
1. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
2. Jumlah folikel banyak
3. Usia Muda
4. Berat badan rendah (kurus)
5. Tinggi atau tajamnya tingkat kenaikan estradiol (estrogen) sebelum suntikan HCG
6. Pernah terkena SHSO sebelumnya
Wanita muda dengan sindrom ovarium polikistik (SOPK) berisiko tinggi untuk terkena SHSO. Ada faktor-faktor risiko tidak menjamin akan mendapatkan SHSO, dan kadang-kadang sindrom terjadi tanpa faktor risiko.
Komplikasi SHSO yang berat dapat berupa:
* Cairan bebas dalam perut (asites) dan kadang-kadang pada dada
* Gangguan elektrolit (natrium, kalium, lain-lain)
* Gumpalan darah di pembuluh besar, biasanya di kaki
* Gagal ginjal.
* Indung telur mengalami torsi (terpuntir).
* Pecahnya kista di ovarium, yang dapat mengakibatkan pendarahan serius
* Gangguan pernafasan (Sindroma gangguan pernapasan)
Beberapa komplikasi ini dapat mengancam nyawa, tetapi SHSO jarang yang fatal. SHSO yang berat dapat meningkatkan risiko keguguran, baik langsung atau tidak langsung.
Diagnosis sindrom hiperstimulasi ovarium didasarkan pada gejala bukan pada tes apapun. Selama pengobatan dengan obat kesuburan, dokter secara teratur akan mengevaluasi ovarium. Sindrom akan hilang dengan sendirinya dalam satu atau dua minggu, atau agak lama jika sedang hamil. Pengobatan ditujukan untuk membuat penderita nyaman, menurunkan aktivitas ovarium dan menghindari komplikasi.
SHSO RINGAN
Untuk gejala ringan:
* Diberikan obat penghilang rasa sakit guna mengurangi ketidak-nyamanan di perut, seperti acetaminophen atau ibuprofen.
* Hindari hubungan seksual, karena mungkin akan menyakitkan dan dapat menyebabkan kista di indung telur pecah.
* Timbang badan setiap hari, dan beritahu dokter jika terjadi kenaikan berat badan yang cepat atau tidak biasa.
SHSO Moderat
Jika gejala memburuk dengan cepat atau lebih lama dari seminggu, hubungi dokter.
Pengobatan untuk SHSO yang berat bisa berupa:
* Obat anti-mual dan atau obat penghilang rasa sakit.
* Menimbang berat badan setiap hari dan mengukur lingkar perut. Catat setiap perubahan
* Mengukur jumlah urin setiap hari
* Cek ke dokter untuk dilakukan tes darah untuk memantau adanya dehidrasi (kurang cairan), ketidakseimbangan elektrolit dan masalah lain
* Minum cairan dalam jumlah besar, seperti minuman olahraga yang mengandung elektrolit dan larutan karbohidrat
* Kalau sampai ada asites, maka bisa dilakukan penyedotan cairan (oleh dokter)
* Memakai stoking pendukung untuk mencegah trombosis di kaki (penggumpalan darah)
SHSO yang parah
Harus rawat di RS, untuk dilakukan pemantauan ketat.