Islam adalah agama yang sempurna dan segala hal yang berkaitan dengan kehidupan dunia dan juga akherat akan bisa dijumpai dalam agama Islam baik yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur'an maupun tersurat dalam hadist-hadist Rasulullah Shallallahu a'alaihi wa sallam termasuk dalam hal adab tuntunan Islam dalam menyambut kelahiran anak buah hati ini. Dan juga merupakan bagian dari persiapan melahirkan pula.
Seorang ibu setelah mengalami masa yang sulit dalam proses kehamilan selama 9 bulan akan berakhir dengan adanya proses kelahiran seorang anak. Dan kelahiran seorang anak adalah kebahagiaan yang luar biasa bagi ayah dan juga ibunya yang harus disyukuri.
Persiapan menyambut kehadiran dan juga persiapan kelahiran bayi bisa dilakukan dalam hal untuk kepentingan duniawi dan juga kepentingan akheratnya. Dalam hal persiapan menjelang persalinan dan persiapan kelahiran bayi untuk keperluan dunia kita bisa melakukan dengan berbagai cara diantaranya yaitu membeli perlengkapan bayi. Dan untuk kepentingan agamanya kita lakukan beberapa cara persiapan kelahiran anak dengan langkah-langkah yang akan dijelaskan dibawah ini.
Anak dalam pandangan Islam adalah tanggung jawab kedua orang tuanya, baik bapak atau ibu, terutama lagi bagi seorang ayah, sebab ia kepala rumah tangga yang tanggung jawab dunia akhiratnya lebih besar. Untuk itulah adab menyambut kelahiran anak juga perlu untuk kita ketahui bersama.
Hal ini sesuai dengan hadits yang artinya :"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya". Maka wajar bila seorang ahli hikmah berkata, "Perhatikanlah anakmu, sebab surga atau neraka bagimu, tergantung sikapmu terhadap anak". Sebuah perkataan yang sarat akan makna tanggung jawab orang tua terhadap anaknya.
Ada beberapa hal yang menjadi tuntunan cara menyambut kelahiran bayi menurut Islam diantaranya yaitu :
1. Melakukan sujud syukur.
Sujud syukur adalah tanda atas kesyukuran kita bahwa proses kelahiran anak berjalan dengan lancar dan sehat bagi ibu dan bayinya.
2. Mengazankan dan mengiqomati bayi baru lahir.
Sang ayah hendaknya segera mengazani di telinga kanan dan mengiqamahkan di telinga kiri pada anaknya yang baru lahir. Pemberian adzan dan iqamah ini agar kalimat yang pertama kali didengar sang bayi adalah kalimat thayyibah dan dijauhkan dari segala gangguan setan yang terkutuk. Dalam sebuah hadist dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Rafi’, ia berkata: "Aku melihat sendiri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengazankan Al-Hassan bin Ali pada telinganya ketika ia baru dilahirkan oleh Fatimah."(HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
3. Mentahnik Bayi.
Tahnik adalah mengunyah kurma hingga lembut dan halus, lalu dimasukkan ke dalam mulut bayi. Hal ini termasuk dalam sunnah menyambut kelahiran bayi sebagaimana dalil hadist yang berbunyi :"Dari Abu Musa al Asy’ary beliau berkata: Dilahirkan bagiku bayi laki-laki, kemudian aku bawa kepada Rasulullah. Lalu Rasulullah menamakan bayi itu Ibrahim dan mentahniknya dengan korma serta mendoakan keberkatan atasnya, lalu menyerahkan kembali kepadaku. Dan dia (Ibrahim) merupakan anak Abu Musa yang paling besar (sulung).(HR. Bukhari no. 5467, Muslim III/1690, Ahmad IV/339).
Tujuan dari tahnik adalah upaya persiapan agar bayi nantinya mudah untuk merasakan manisnya air susu ibu dan juga agar anggota mulut bayi kuat sehingga mampu menghisap air susu ibunya. Cara mentahnik adalah meletakkan sedikit buah kurma di atas jari telunjuk dan dimasukkan ke mulut bayi serta dengan perlahan-lahan digerakkan ke kanan dan kiri. Ini dilakukan agar kurma tadi bisa menyentuh seluruh mulut bayi hingga terkena rongga tekaknya.
4. Aqiqah.
Menurut bahasa ‘Aqiqah berarti : 'memotong'. Asalnya dinamakan ‘Aqiqah, karena dipotongnya leher binatang dengan penyembelihan itu. Ada yang mengatakan bahwa aqiqah adalah nama bagi hewan yang disembelih, dinamakan demikian karena lehernya dipotong. Ada pula yang mengatakan bahwa ‘aqiqah itu asalnya ialah : Rambut yang terdapat pada kepala si bayi ketika ia keluar dari rahim ibu, rambut ini disebut ‘aqiqah, karena ia mesti dicukur. Hukum Aqiqah Anak adalah sunnah (muakkad) sesuai pendapat Imam Malik, penduduk Madinah, Imam Syafi′i dan sahabat-sahabatnya, Imam Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur dan kebanyakan ulama ahli fiqih (fuqaha).
Dalil akiqah ini Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : "Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya." (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad). Untuk jumlah kambing akikah bayi ini berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan. Hal ini berdasarkan hadist dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : "Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing." (HR Ahmad Tirmidzi, Ibnu Majah).
5. Memberikan Nama Yang Baik.
Memberikan nama yang baik kepada bayi adalah salah satu kewajiban orang tua pula. Arti nama dalam Islam adalah bukan hanya sekedar label saja, akan tetapi mengandung makna yang berarti dalam hal doa, citra diri, dan identitas seorang muslim. Nama-nama yang disukai oleh Allah Ta’ala adalah nama-nama yang menunjukkan akan sebuah sikap penghambaan contohnya adalah dengan nama seperti Abdullah, Abdurrahman, Abdul Aziz, yang secara makna adalah sama yaitu hamba Allah. Boleh juga memberi nama dengan nama-nama Nabi.
Demikian tadi beberapa hal yang menjadi tuntunan dalam cara menyambut kelahiran anak sesuai Islam dan juga beberapa sunnah menyambut kelahiran bayi secara Islami.