Dokter yang kompeten di bidang dermatovenereulogi ini, semasa kecil bercita-cita menjadi biarawati. Cita-citanya berubah menjadi dokter, saat remaja. Yang penting, ‘Saya tetap bisa membantu banyak orang,” ujar dr. Irma Bernadette Simbolon Sitohang, SpKK(K)
Sebagai wanita yang berperan sebagai ibu dan istri, “Tugas utama saya adalah mengurus keluarga, menumbuhkembangkan anak-anak dan mendidik mereka, bukan mencari nafkah atau berkarir. Berkarir itu, side job saya,ha ha…”. Bila ia menjadi dokter,kemudian melanjutkan spesialisasi dan saat ini sedang mengambil program doktor di FKUI bukanlah untuk menghidupi keluarga, tetapi untuk memberi contoh pada anak-anak bahwa pendidikan harus dicari dan dikejar seumur hidup. “Saya ingin, anak-anak menomorsatukan pendidikan.”
Ia dikaruniai 4 (empat) orang anak, tiga laki-laki dan satu perempuan. “Anak saya yang pertama kuliah di Teknik Industri ITB, yang kedua di FEUI, yang ketiga dan bungsu masih bersekolah di SMA Gonzaga.” Ia selalu menemani anak-anaknya belajar, bercengkrama, berdoa bersama serta melakukan kegiatan lainnya. “Sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin, saya punya banyak waktu. Kalau menjadi dokter spesialis lain, misalnya kebidanan, anak atau bedah, yang mempunyai jadwal jaga malam atau operasi yang padat, bisa saja saya kewalahan membagi waktu,” jelasnya. Ia berharap bisa menjadi role model bagi keluarga besarnya.
Sebagai seorang yang beriman, ketika ditanya tujuan hidupnya, maka dr.Irma menjawab lugas, mendidik anak-anak, menemani mereka serta melayani suami dalam suka dan duka, untung dan malang. “Itu janji saya kepada Tuhan ketika menikah.”
Ia hobi travelling. Puluhan negara dan tempat-tempat wisata di Indonesia sudah dijalani, bersama keluarga ataupun berdua suami. Hobi lainnya memasak, menyanyi dan bermain tennis. Ia memasak sebatas hari libur untuk memenuhi permintaan anak-anak dan suami. “Soal mau dimasaki apa, saya selalu tanyakan pada anak-anak dan suami,” ujarnya. Ia bisa membuat banyak jenis masakan, mulai rendang hingga spageti. Ia belajar masak dari ibundanya. Kebetulan, saat ia masih kecil dulu, ketika masih di daerah ibunya membuka usaha catering kecil-kecilan. (ant)