* apa yang terbayang di benak kita ketika melihat gambar ini??
Apa yang pertama kali terbesit di hati dan pikiran kita ketika mendengar kata universitas padjadjaran??
Sebuah institusi yang lahir 52 tahun silam ini, dilahirkan dari sebuah cita-cita mulia para pemuka masyarakat Jawa Barat saat itu, yang menginginkan adanya perguruan tinggi tempat pemuda-pemudi Jawa Barat memperoleh pendidikan tinggi untuk mempersiapkan pemimpin di masa depan. Dilahirkan dari rahim sebuah visi, sebuah mimpi, sebuah harapan untuk membangun generasi setelah nya yang lebih baik. Lahir dari rahim kasih sayang para pendahulu kita. Lahir dari rahim kasih sayang untuk bangsa. Lahir dari rahim kasih sayang untuk kebermanfaatan umat.
Semangat dan komitmen yang membantu persalinan nya hingga tanggal 11 September 1957, UNPAD hadir menghiasi pembaharuan peradaban bangsa melalui bidang pendidikan yang digeluti nya, dan secara legal formal berdiri melalui Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1957, dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 September 1957.
Hingga saat ini terus bertumbuh menjadi Unpad yang kita kenal, dengan segala kelebihan dan kekurangan nya, dengan berbagai kontribusi yang telah dihasilkan nya.
Ketika awal berdiri Unpad hanya memiliki empat fakultas. Tetapi saat ini Unpad telah berkembang menjadi salah satu universitas terkemuka di Indonesia dengan 16 fakultas dan 1 Program Pascasarjana. Program pendidikan yang ditawarkan terdiri atas 9 Bidang Ilmu Doktor dan 18 Program Studi Magister, 42 Program Studi Strata I (S1), 4 Program Studi Profesi, 26 Program Studi Spesialis,1 Program Diploma (D-4), dan 27 Program Studi Diploma (D-3). Selain itu terdapat juga Program Pascasarjana Nonreguler, yaitu Doktor (S3) 4 Bidang Ilmu dan Magister (S2) 11 Program Studi yang dikelola oleh masing-masing fakultas dan program kerja sama antar lembaga (Unpad dengan instansi lain). Unpad juga memiliki Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) sebagai wadah untuk mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Menetapkan pijakan nya di 2 daerah yang berbeda, kampus Iwa Koesoema Soemantri, Jl. Dipati Ukur 35, Bandung 40132, Jawa Barat, dan Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
* gerbang samping Unpad..
* masih inget dengan gerbang lama (gerbang utama) Unpad Jatinangor ini??
(kini tinggal menjadi kenangan...)
Jatinangor?? ya !! Jatinangor!!
Sebuah nama kecamatan di wilayah Kabupaten Sumedang, terbentang seluas 26,20 kilometer persegi, terletak pada koordinat 107o 45’ 8,5” – 107o 48’ 11,0” BT dan 6o 53’ 43,3” – 6o 57’ 41,0” LS, dengan iklim tropis pegunungan. Wilayah ini dijadikan kompleks dari sejumlah perguruan tinggi, termasuk Unpad di dalamnya, yang diapit dua gunung yakni Gn. Manglayang dan Gn. Geulis.
Itulah sedikit abstraksi, sekelumit kecil kisah dari catatan panjang perjalanan Universitas Padjadjaran, membuka dan menambah sedikit wawasan setiap kita akan sesuatu bernama Unpad.
Unpad. Sekali lagi, apa yang terbesit di hati dan pikiran kita ketika mendengar kata itu?? Terlebih untuk setiap kita yang bersinggungan dengan nya, yang ada di dalam nya, menjadi bagian dari nya dan merasakan kontribusi yang telah diberikan??
Ya, kita sebagai seorang mahasiswa Universitas Padjadjaran.
Kebanggaan kah?? Biasa saja -no response-?? minder kah?? penyesalan?? atau justru cibiran yang kita keluarkan untuk menjelek-jelek kan nya??
Kebanggaan. Bangga akan suatu hal yang diharapkan dan dapat kita wujudkan. Bangga menjadi bagian dari sebuah nilai besar, sebuah pencapaian besar, sebuah nama besar, sebuah ikatan keluarga besar, sebuah kontribusi besar, sebuah tujuan besar.
Biasa. Seperti oksigen yang biasa kita hirup. Cahaya matahari yang senantiasa menyinari. Menjadi hal biasa karena seringnya interaksi yang dianggap biasa walaupun sebenernya bermakna. Biasa karena tak ada tujuan, tak ada arah, mengalir bagaikan air. Apapun itu, sama saja. Biasa. Biasa karena apriori, tidak peka, tidak peduli.
Minder. Merasa rendah dengan identitas yang melekat bersama nya. Merasa yang lain lebih baik. Menjadikan yang lain sebagai pelarian. Fakultas. Itu misalnya, menjadikan fakultas sebagai obat atas sakit ketidakpuasan dan pengharapan yang tidak terpenuhi. Mendiskreditkan nama besar universitas.
Menyesal. Atas sesuatu yang tidak sesuai harapan. Atas keadaan yang mengharuskan nya berada dalam kondisi saat ini. Terpaksa. Kondisi nyata, tak sesuai harapan. Apakah karena letaknya di Jatinangor. Apakah karena kualitas pengajaran yang kurang optimal. Tipikal mahasiswa nya yang dianggap tidak sesuai harapan. Kondisi yang dirasa kurang nyaman, dan masih mengharapkan kondisi ideal yang dirasakan.
Menyerang. Merasa terganggu menjadi bagian dari nya. Menanggung beban atas ketidaknyamanan yang dirasa. Representasi kekecewaan yang pernah diterima. Bisa juga karena ketidakstabilan emosi yang berbeda. Exposure lingkungan yang banyak mempengaruhi. Kulminasi hal tersebut terealisasikan kedalam bentuk penurunan nilai istitusi, cibiran, menjelek-jelekan.
Cukup miris. Ketika sebuah institusi pendidikan, sebuah universitas, tidak mendapat hati bagi mahasiswa nya sendiri.
Bangga. Biasa. Minder. Menyesal. atau Menjatuhkan pun. Kita akan tetap menjadi mahasiswa Unpad. Atau setidaknya pernah menjadi mahasiswa Unpad. Layaknya seorang anak terhadap orang tua, apapun yang dia lakukan, dia akan tetap menjadi anak. Unpad adalah orang tua yang membesarkan kita dalam tataran pendidikan.
Unpad adalah anugrah bagi setiap kita. Dan kita adalah hadiah bagi Unpad.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan nya, itulah harmonisasi yang tercipta. Sebuah keseimbangan yang seharusnya saling melengkapi, saling memberi solusi.
Tak ada alasan untuk kita untuk tidak selalu bersyukur atas segala keadaan yang telah ditetapkan-Nya...
Tahukah kita bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah berkata seperti ini, " Universitas Padjadjaran, bukan hanya menjadi kebanggaan warga Jawa Barat, "tapi kebanggaan bangsa dan negara kita."
Seorang Presiden RI, tidak mengenyam pendidikan nya di Unpad, tapi apresiasi nya begitu besar, kebanggaan nya ditampakan, untuk sebuah institusi yang kita sedang mengenyam pendidikan yang diberikan oleh nya. Maka mengapa harus ada mahasiswa yang tidak mengapresiasi universitasnya??
Dan tahukah kita, bahwa Universitas Padjadjaran menempatkan diri sebagai perguruan tinggi negeri yang paling diminati di dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2008. Sebanyak 50.586 peminat bersaing memperebutkan 4.000 kursi yang ada di Unpad.
Kurang lebih hanya 8 orang yang diterima dari 100 orang yang berminat untuk melanjutkan studi nya di Unpad. Maka sungguh sangat disayangkan ketika kita menjadikan ini berlalu begitu saja, sementara masih banyak yang sangat berharap menjadikan nya kampus kebanggaan.
Mengenai Jatinangor, sebuah kawasan yang Jalan raya nya hiruk pikuk dengan truk-truk besar lantaran merupakan jalur lintas kota, cuaca terik dan berdebu, serta akses yang sulit dari pusat kota tak semestinya hanya menjadi bahan keluhan dan menghambat kita untuk terus bergerak, beraktifitas dan menghasilkan kebermanfaatan.
Sadarkah kita, setelah kita telaah lebih dalam lagi, sebenarnya tempat seperti inilah yang dibutuhkan oleh universitas besar yang mayoritas mahasiswanya berasal dari luar daerah.
* masih ingat PAUN (Pasar Unpad) yang kini menjadi Pasar Unwim dengan segala hiruk pikuk dan hiburan yang ada pada nya??
Lokasi yang minim (bukan berarti tidak ada) hiburan ini justru membuat mahasiswa lebih berkonsentrasi terhadap perkuliahan. Bagi mahasiswa yang berasal dari “daerah” tidak akan kaget dan terlibat pergaulan yang “kurang baik” karena mereka lebih mudah beradaptasi. Bagi mahasiswa yang mudah “tergoda” dengan tempat-tempat hiburan lebih bisa terbantu menahan diri. Alasan hiburan, sebenarnya untuk mendapatkan hiburan bisa dilakukan di akhir minggu. Dengan begitu, kondisi keuangan bulanan mahasiswa dan kuliah tentunya dapat lebih terkontrol.
Maka, alasan apalagi untuk kita tidak merasa memiliki, tidak menumbuhkan kebanggaan, terlebih-lebih tidak menghadirkan rasa syukur di setiap kita sebagai mahasiswa Universitas Padjadjaran??
Memang, kekurangan itu akan ada, disanalah hakikat nya harus terus ada perbaikan, harus ada perubahan kearah yang lebih baik. Dan untuk sebuah institusi, itu hanya akan menjadi keniscayaan ketika tidak ada pelaku perbaikan, pelaku perubahan nya. Dan disinilah untuk tataran universitas, mahasiswa mengambil porsi yang besar untuk itu. Mereka yang merasa memiliki, mencoba menumbuhkan kebanggan, dan yang merepresentasikan rasa syukurnya.
Semangat MEMBERI untuk MENUMBUHKAN, itu yang harus dibangun.
Karena penyesalan, merasa banyak kekurangan, mencibir, itu tak akan banyak mengubah sesuatu. Kondisi akan tetap seperti itu, dan perasaan kita akan tetap tidak nyaman seperti itu. Kerugian nya ganda. Bandingkan ketika kita sudah merasa memiliki, menumbuhkan rasa bangga, dan merepresentasikan rasa syukur kita dengan memberi, memberi sebuah bentuk pengabdian untuk mengubah ke kondisi ideal yang diharapkan. Keuntungan nya ganda.
Apapun itu alasan nya, apakah karena Unpad pilihan ke-2, apakah karena dipaksa berkuliah disini, apakah karena salah masuk, apakah karena rekan-rekan kita banyak yang menjatuhkan Unpad, atau berbagai alasan lain yang menjadikan setiap kita masih berat untuk menerima kondisi itu, maka berhenti meratapai keadaan, sambut sinar mentari, dan jadilah lilin-lilin yang ikut menyinari kegelapan. Ketika yang lain gugur atau bersikap menyerang, sudah saatnya kita yang bertahan untuk menjaga nama besar institusi yang membesarkan kita. Memperbaiki segala kekurangan, menuju bentuk keidealan yang diharapkan, tidak mengeluh dan hanya meratapi nasib, berhenti sampai disitu.
MENGGAGAS UNPAD SATU. Tak harus dengan gerakan kemahasiswaan nya yang terkoordinasi dan terintegrasi dalam stugov nya menjadi satu gerakan, tak harus dengan kesamaan visi yang dipahami setiap civitas akademika nya, tak harus dengan sinergisitas berbagai aktifitas yang ada di dalam nya, dan tak harus dengan berbagai kegiatan, aktifitas, atau pemikiran berat lain nya.
Hal tersebut memang akan sangat baik jika kita bisa capai, tapi ada hal lain yang SEDERHANA tapi NYATA yang sering kita lupakan..
Menggagas Unpad satu dengan rasa memiliki, menumbuhkan kebanggaan, dan menghadirkan syukur di dalam diri setiap kita...
Sadarlah bahwa kita adalah mahasiswa Unpad, kita adalah bagian dari nya, kita yang memiliki nya, kita yang menjaga nya, kita yang memperbaiki nya, dan bangga akan itu, sebagai bentuk syukur pada-Nya.., lepaskan ego besar fakultas, atau mungkin tak perlu dilepaskan, tapi jadikan itu hal yang sinergis linear, kebesaran fakultas adalah kebesaran Unpad, jangan mendikotomikan fakultas dengan universitas. Karena tak kan ada fakultas tanpa ada universitas, sehingga sebuah konsekuensi logis ketika segala kekurangan dan kelebihan Universitas melekat dan mengakar pada diri setiap kita, apapun itu fakultas nya, apapun itu jurusan nya.
* baru bisa ambil gambar di Fapet dan FK, padahal pengen di semua Fakultas yang ada di Unpad.., he..
Yakinlah, Unpad adalah anugrah terbaik, dan kita adalah hadiah untuk nya.
MAKA NIKMAT TUHAN MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN??