Satu hal yang mungkin tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan , yakni keadilan. Keadilan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan karena keadilan adalah ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan diantara cita-cita yang ditanamkannya dengan realitas yang berkembang. Keadilan adalah pijakan yang menjadikan keseluruhan hidup berada pada edar keseimbangannya. Kemampuan untuk bersikap adil bertumpu pada kompetensi yang dimiliki seorang pemimpin sesuai bidang dan tingkat keluasan wilayah tanggung jawabnya. Jadi kepemimpinan yang adil semestinya adalah pilihan yang rasional, sudah semestinya kepemimpinan yang adil dilakukan oleh setiap pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan yang dipegangnya.
Namun sayangnya, kebanyakan orang menganggap kepemimpinan telah menjadi mata rantai bagi siklus manipulasi, kolusi dan perselingkuhan politik yang kotor di zaman sekarang ini. Dalam kepemimpinan , pastilah ada satu sosok yang melakukannya, yakni pemimpin. Dan disinilah pemuda, sebagai mata rantai dan tumpuan terakhir penerus cita – cita bangsa, memiliki kewajiban untuk mengubah paradigma masyarakat tentang kepemimpinan dengan membuktikan diri menjadi seorang pemimpin yang dapat memberikan banyak kontribusi kepada bangsa. Memberikan banyak manfaat, lebih menekankan atau menegakkan esensi dibandingkan eksistensi sehingga paradigma buruk masyarakat terhadap kepemimpinan, terutama yang berkembang di Indonesia dapat terhapuskan dan terbentuklah sebuah paradigma baru guna terciptanya keselarasan masyarakat dengan pemimpinnya. Adapun kriteria sosok seorang pemimpin yang baik, yang harus dimiliki para pemuda adalah sebagai berikut:
1. Taat
Seorang pemimpin haruslah merupakan orang yang taat, yakni taat terhadap peraturan pemerintahan, dan taat terhadap peraturan agamanya. Pemimpin yang taat terhadap segala aturan yang dibuat akan menjadi suri teladan yang baik bagi yang dipimpinnya. Pemimipin yang taat terhadap peraturan agamanya akan menjalankan roda kepemimpinannya dengan berorientasi akhirat, sehingga kepemimpinannya tidak keluar dari koridor kepemimpinan yang sehat, dan dapat membawa orang – orang yang dipimpinnya kearah yang yang “sehat” pula.
2. Menyayangi dengan sepenuh hati
Di setiap jenis kepemimpinan, harus ada kasih sayang yang bersih. Yakni kasih sayang yang bertumpu pada kedewasaan dan rasa tanggung jawab. Bukan bertumpu pada hawa nafsu dan kepentingan sesaat, dan bukan pula bertumpu pada kepentingan pribadinya.
3. Berani menunaikan hak orang yang dipimpinnya
Ruang lingkup kepemimpinan , baik itu dalam bentuk kecil maupun besar , sama - sama punya tanggung jawab yang besar untuk menunaikan hak-hak orang yang dipimpin. Kepemimpinan yang tidak ada penunaian hak-hak dengan baik hanya akan menjadi sumber kesengsaraan.
Seorang pemuda (sebagai pemimpin) harus mampu melakukan dua hal sekaligus di berbagai tempat maupun kondisi dan situasi yang ia hadapi setiap saatnya. Pertama menanamkan cita-citanya dan kedua mendorong orang-orang di sekitarnya sedemikian rupa untuk bergerak bersama menggapai cita-cita itu. Karakter pemuda sebagai seorang pemimpin, ialah kecakapannya dalam menempatkan dirinya sebagai seorang pemberi semangat (encourager), motivator, dan inspirator, sehingga dapat mendorong orang – orang di sekitarnya untuk bergerak bersama menggapai cita - cita yang telah ditanamkan yang hasilnya dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh semua pihak baik yang terlibat maupun yang tidak terlibat.
Kepemimpinan seperti itu harus didasarkan pada kerendahan hati, karena kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, tanpa daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, serta tanpa visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi seorang pemimpin yang baik.
Karakter kepemimpinan seseorang merupakan hasil dari pendidikan, pelatihan, dan beberapa aspek lainnya yang dipadukan secara sinergi melalui pembelajaran sepanjang hayat, diperkuat oleh daya nalar dan kecerdasan akal budi serta kecerdasan spritual, yang diselaraskan dengan irama kehidupan yang sedang berkembang dan berubah cepat tak menentu seperti jaman sekarang. Jadi seorang pembelajar pastilah seorang pemimpin, tetapi seorang pemimpin belum tentu seorang pembelajar.
Pemimpin yang baik adalah seseorang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya sendiri dan dapat mengelola dan mengendalikan dirinya. Ia juga dapat mengendalikan emosinya, karena dengan emosi yang buruk, setiap pemimpin menguras energi banyak orang dengan membuat mereka cemas, tertekan, atau bahkan marah. Seorang pemimpin yang dapat mengenali dan mengendalikan dirinya akan membuat orang – orang yang berada di sekelilingnya merasa senang, tenang, dan aman, sehingga mereka dapat mempermudah dan bekerja sama dengan baik untuk meraih tujuan yang ditanamkan.
Banyak harapan di pundak tunas bangsa ini, pemuda dituntut memberikan banyak perubahan yang lebih baik kepada bangsa. Semoga dengan terbentuknya karakter pemuda sebagai seorang pemimpin yang baik dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, belajar dari sejarah dan kenyataan saat ini, mereka harus dapat melakukan beberapa hal dalam menjalankan perannya sebagai nahkoda kapal dalam menjalankan roda kepemimpinan bangsa, untuk melahirkan perubahan ke arah positif tentunya, hal yang perlu dilakukan diantaranya:
1. Mencegah terjadinya degradasi perilaku kepemimpinan nasional, yang ditandai dengan maraknya ; saling hujat, saling fitnah, provokasi, pengingkaran kebenaran, saling jegal, menjadi pengadu domba, menjadikan massa pengikutnya setia sampai mati tanpa peduli kebenaran, pokoknya membalas lawan tanpa etika, menjadi pemimpin kharismatik yang memiliki pengikut fanatik. Semua hal tersebut jika sampai terjadi, maka akan mengakibatkan terjadinya degradasi kepemimpinan nasional, yang berdampak pada kehidupan berbangsa ke arah yang buruk, timbulnya perpecahan, hilangnya kepercayaan terhadap pemimpin, dan menjadikan suasana semakin “panas” hingga timbulnya tindakan anarki, dan yang terparah adalah membawa bangsa ini menjadi “chaos”.
2. Mencegah pengikutnya agar tidak melakukan pelanggaran terhadap semua peraturan yang ada, meskipun terhadap peraturan sekecil apapun. Tindakan tegas perlu dilakukan guna membentuk keadaan yang tertib. Hal ini perlu dilakukan untuk membuktikan kesungguh – sungguhan pemimpin dalam menciptakan suatu masyarkat tertib hukum, keadaan yang aman, sehingga tercipta keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Lebih peka ( sensitive ) terhadap aspirasi masyarakat, dimana masyarakat Indonesia memerlukan ketenteraman, kenyamanan dan keadilan. Pemimpin disini tidak hanya memberikan teori saja, melainkan juga harus disertai dengan praktiknya, tidak hanya memberikan janji saja tetapi justru yang terpenting adalah bukti yang harus diberikan kepada masyarakat.
4. Memberikan keteladanan berperilaku, meliputi ucapan, pernyataan, diplomasi, dan sikap dalam menyelesaikan masalah.
Semoga dengan adanya peran optimal pemuda dalam kepemimpinan menjadikan sarana mawas diri kepada diri setiap individu untuk melakukan perbaikan perilaku kepemimpinan nasional agar mampu membawa bangsa Indonesia kejaman baru yang penuh persaingan dan membawa bangsa ini ke arah yang lebih maju, minimal selangkah lebih maju dibandingkan masa kepemimpinan sebelumnya. Karena sungguh merugi jika hari esok sama dengan hari – hari kemarin, dan sungguh celaka jika hari esok lebih buruk dibandingkan hari – hari sebelumnya. Oleh karena itu, maka pergerakan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik mesti selalu dilakukan.
Pemimpin yang diharapkan dan dibutuhkan bangsa dan negara dalam kondisi saat ini adalah pemimpin yang mampu mengantarkan anak bangsa dari ketergantungan menuju kemerdekaan dan kemandirian tentunya. Banyak berkarya, bersikap positif, banyak memberikan kontribusi ke arah yang lebih baik dan lebih mengutamakan esensi dibandingkan eksistensi. Semua harapan ini perlu diwujudkan oleh seorang pemimpin yang memiliki karakter ideal, dan para pemuda lah yang dituntut untuk dapat meraih itu semua, karena sebagai tunas bangsa, banyak cita – cita bangsa berada di pundak mereka.
Secara disadari atau tidak, sebenarnya tiap - tiap kita ini adalah seorang pemimpin, pemimpin bagi dirinya sendiri, yakni terhadap hawa nafsu yang dimiliki masing-masing individu. Jadi kepemimpinan yang baik itu harus dimiliki oleh setiap orang, karena kepemimpinan itu akan dimintai pertanggung jawaban pula nantinya , bukan hanya oleh manusia saja, melainkan juga oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Dani Ferdian
(sebuah tulisan yang dibuat ketika SMA untuk pemberian penghargaan penulis artikel kepemudaan Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Deputi Bidang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda)
(sebuah tulisan yang dibuat ketika SMA untuk pemberian penghargaan penulis artikel kepemudaan Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Deputi Bidang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda)
* merindukan proses penempaan ketika SMA....
* berusaha menjadi bagian dari pemuda yg membawa perubahan
untuk Indonesia yg lebih baik...
// danfer] http://frinholictea.blogspot.com/
untuk Indonesia yg lebih baik...
// danfer] http://frinholictea.blogspot.com/