OTTAWA, SENIN - Konsumsi asam folat atau folic acid selama kehamilan memang dikenal sangat bermanfaat terutama dalam mencegah kecacatan pada otak serta sistem syaraf bayi. Tetapi menurut penelitian para ahli di Kanada, manfaat asam folat tidak hanya sebatas pada mencegah kecatatan bayi. Konsumsi multivitamin yang mengandung asam folat pada awal kehamilan trimester kedua dapat mengurangi risiko terjadinya preeklamsia pada ibu hamil.
Menurut tim riset yang dipimpin Dr Shi Wu Wen di Universitas Ottawa, asupan folat yang seimbang berperan penting dalam perkembangan plasenta. Folat tampaknya memiliki manfaat terhadap pembentukan sel-sel endotelial, sel-sel khusus yang melapisi pembuluh darah di seluruh tubuh dan plasenta.
Preeklamsia, yang juga disebut toxemia kehamilan, adalah kelainan atau gangguan progresif yang ditandai kehdairan protein dalam urin serta tingginya tekanan darah. Gangguan ini dapat diikuti oleh gejala pembengakakan, meningkatnya bobot tubuh secara drastis, sakit kepala dan terganggunya penglihatan. Namun begitu pada beberapa wanita, preeklamsia hanya ditunjukkan dengan sedikit gejala.
Preeklamsia serta gangguan tekanan darah lainnya merupakan kasus yang menimpa setidaknya lima hingga delapan persen dari seluruh kehamilan. Dua penyakit ini pun tercatat sebagai penyebab utama kematian serta penyakit pada bayi dan ibu hamil di seluruh dunia. Preeklamsia juga dapat berubah menjadi eklamsia, atau kondisi lebih serius yang ditandai dengan kejang atau seizure. Komplikasi dari eklamsia dapat menimbulkan terputusnya plasenta serta kelahiran prematur.
Wen menjelaskan preeklamsia sebenarnya terdiri dari dua tahap. Pada tahap I, yang kemungkinan terjadi di akhir trimester pertama atau awal trimester kedua, ditandai dengan penurunan aliran darah pada plasenta. Pada tahap II, yang kemungkinan terjadi di awal trimester ketiga, ditandai dengan sindrom preeklamsia, yang disebabkan ketidaknormalan dari sel-sel endotelial ibu hamil.
Menurut Wen, lemahnya pembentukan pembuluh darah, peradangan serta ketidaknormalan sistem syaraf merupakan faktor-faktor yang bisa memberikan kontribusi. Tim yang dipimpin Wen juga membuat hipotesa bahwa dosis tinggi asam folat pada awal kehamilan dapat membantu pencegahan pada dua tahap preeklamsia tersebut.
Dalam risetnya, Wen beserta timnya memantau sebanyak 3.000 wanita hamil yang baru memasuki 12 hingga 20 minggu kehamilan. Sebanyak 2.713 (92 persen) di antaranya mengonsumsi asam folat atau multivitamin yang mengandung asam folat dengan dosis 1.0 milligram atau lebih.
Seperti yang telah diduga, suplemen asam folat mampu menekan rata-rata terjadinya preeklamsia. Sementara itu, preeklamsia hanya terjadi pada 2,17 persen wanita yang mengonsumsi asam folat, dan sekitar 5,04 persen terjadi pada mereka yang tidak mengonsumsi suplemen. Temuan ini dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynaecology.
Setelah peneliti mencocokan data serta mempertimbangkan pengaruh dari usia kehamilan, etnis, tingkat pendidikan, jumlah kehamilan sebelumnya , bobot tubuh, pendapatan, merokok, tekanan darah , diabetes dan sejarah mengidap preeklamsia, Wen dan rekannya menemukan bahwa asam folat dapat menurunkan risiko preeklamsia hingga 66 persen..
Penting di awal kehamilan
Tim yang dipimpin Wen juga menekankan, apakah wanita hamil mengonsumsi suplemen asam folat - sebelum atau sesudah konsepsi - atau apakah wanita ini berhenti atau melanjutkan asam folat pada trimester ketiga, rata-rata kasus preeklamsia tercatat lebih rendah ketimbang para wanita yang tidak mengonsumsi asam folat sama sekali.
Para ahli menyimpulkan bahwa pemberian suplemen asam folat di awal trimester pertama atau di awal trimester kedua akan sangat penting artinya untuk pencegahan preeklamsia. Menurut Wen, dosis asam folat yang direkomendasikan adalah 4 mg atau 5 mg untuk wanita yang kehamilannya memiliki risiko tinggi atau yang berisiko cacat tabung syaraf (neural tube defects/NTD)). Namun, jika dosis asam folat berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada perut, kulit dan kejang/seizures.