Ibu mana yang tak sedih kehilangan anak satu-satunya? Putra semata wayangnya baru saja meninggal dunia karena HIV. Ya, HIV/AIDS. Kerusakan jaringan paru yang luas akibat pneumonia yang diduga akibat infeksi Pneumocytis carinii atau tuberkulosis membuat si bocah berumur dua tahun ini mengalami gagal napas. Ruang ICU penuh. Ia hanyalah satu dari sekian ribu warga
Sang Ibu sendiri baru tahu anaknya HIV positif setelah membuka amplop hasil pemeriksaan. Ia sama sekali tidak tahu, penyebab demam dan diare kronik pada putranya adalah infeksi virus nista itu. Artinya dia sendiri juga seharusnya HIV positif. Dari mana si balita mendapatkan HIV kalau bukan dari ibunya? Berarti suaminya yang meninggal dua tahun silam dengan mulut penuh bercak putih itu akibat HIV/AIDS juga? Suaminya adalah pengguna narkoba suntik. Si istri baru tahu kebiasaan biadab suaminya itu setelah menikah. Tapi ia sama sekali tidak tahu kalau si suami akan meninggalkan warisan anak dengan HIV di tubuhnya. Juga HIV di tubuhnya sendiri, mungkin.
Kini ia telah menjadi janda. Seorang janda dengan kemungkinan besar HIV di tubuhnya. Ia baru saja kehilangan harta terbesarnya di dunia, putra yang amat dikasihinya selama ini. Apa yang harus dilakukannya setelah ini? Di usia yang masih sangat muda, yang masih butuh seseorang yang mengasihi dan dikasihi.
Kisah semacam ini menimpa banyak anak dan wanita di seluruh dunia. Transmisi virus HIV yang ditularkan dari ibu pada anaknya. Di sisi lain sudah kulihat sendiri anak-anak kecil dengan jumlah limfosit T (CD4) yang sangat rendah akibat supresi HIV, yang sudah ditinggal mati orangtuanya yang mantan AIDS, dan kini mereka dibesarkan kakek-neneknya. Bocah-bocah lucu yang harus minum anti retroviral seumur hidupnya, dan keluar-masuk rumah sakit dengan berbagai penyakit infeksi dan masalah gizi.
Lalu apa yang masih dimiliki si ibu tadi? Aku yakin, ia masih memiliki iman. Alloh akan memberikannya kehidupan yang lebih baik setelah ini. Insya Alloh.
Jadi pengen nulis tentang HIV/AIDS pada anak kalo pas lagi senggang nanti…