Rabu, 16 November 2005

Tumor kulit pada Wajah


Tumor kulit pada wajah biasanya disebabkan karena paparan sinar matahari yang berlangsung lama. Jika mendapatkan tumor wajah yang seperti pada gambar disamping ini, sebaiknya dioperasi.
Dokter akan mengangkat tumor dengan irisan yang cukup luas dengan meninggalkan batas sehat. Setelah dioperasi, massa tumor akan diperiksa di bagian patologi anatomi untuk menentukan jenis tumor ybs. Jika terbukti keganasan maka akan di lakukan tindakan lebih lanjut sesuai jenis patologi anatominya / jenis kankernya.
Kanker kulit terbukti amat destruktif, sehingga jika terlambat diambil bisa menimbulkan kerusakan setempat dan daerah-daerah sekitarnya. Kalau sudah terjadi destruksi yang lanjut maka operasinya bisa tambah sulit karena memerlukan tindakan rekonstruksi wajah ..... seperti terlihat pada foto dibawah.
Ini adalah tumor kulit curiga kearah keganasan yang terlambat dioperasi karena yang bersangkutan menolak.
Setelah datang kembali sang tumor sudah destruktif pada daerah sekitarnya sehingga jika dilakukan operasipun akan mengalami kesulitan karena diperlukan rekonstruksi wajah yang luas.
Pada kasus seperti ini operasi dilakukan secara team, bedah tumor bekerjasama dengan bedah plastik dan spesialis mata

Waspada terhadap benjolan seperti andeng-andeng / tahi lalat di wajah apalagi kalau tambah membesar, timbul rasa gatal, kemerahan di sekelilingnya dan mengeluarkan cairan/darah.
Segera periksakan pada dokter Bedah, untuk dilakukan tindakan lebih lanjut.
Jangan sampai terlambat !!!




How to Get RICH EASILY (from) Being A Doctor

Sebenarnya udah lamaaa banget ingin menulis hal ini. Cuma baru sekarang jari-jarinya mau bergerak.

Dokter adalah profesi yang banyak berinteraksi dengan berbagai macam karakter manusia. Baik terhadap pasiennya (baca: klien kesehatan), sesama profesinya, maupun dengan kawan-kawan non profesinya. Pengalamanku selama setahun lebih sedikit menjalani profesi ini, khususnya sebagai dokter sebuah perusahaan swasta yang kadang harus berurusan dengan kertas-kertas klaim penggantian biaya pengobatan karyawannya, membuatku mengenal sebagian karakter sesama teman sejawat, yang mendorongku menuliskan topik ini.

Kasus A, seorang laki-laki berusia 30 tahun datang berobat ke sebuah klinik swasta yang bernamakan pemiliknya di bilangan Pamulang, dengan keluhan buang-buang air sejak 6 jam yang lalu. Frekuensi BAB cair mencapai 12 kali, kini tanpa ampas sama sekali, dengan muntah mencapai 4 kali. Masih mau minum, namun merasa lemas terutama setelah BAB. Dari pemeriksaan dokter, didapatkan tekanan darah normal, dan isi nadi cukup. Hanya dehidrasi ringan tampaknya. Namun... bagaimana kalau kita rawat saja laki-laki ini. Alasannya agar bisa diobservasi diarenya, khawatir jatuh ke dehidrasi. Ia tampaknya juga tidak akan keberatan. Bukankah keputusan di tangan dokter? Obatnya apa ya?? Bagaimana kalau kita berikan ANTIBIOTIKA intravena (diberikan melalui selang infus), plus botol infus dong tentunya. Walaupun panduan penatalaksanaan diare tidak menyebutkan pemberian antibiotika pada diare yang tidak dicurigai karena bakteri. Toh ia akan terima saja semua keputusan dokter. Hmm, sekarang apa ya pilihan antibiotikanya? Ahaa! Kebetulan, kemarin ada perusahaan farmasi yang menawarkan komisi kalau kita meresepkan obatnya. Memang mahal sih.. Melihat pasien ini cuma seorang sopir taksi. Tapi lumayan boo... Kan biayanya akan diganti oleh perusahaannya. OK berikan saja.

Kemudian pria muda ini hanya membutuhkan 1 hari rawat inap (yang sebetulnya tidak perlu, karena tidak memenuhi indikasi rawat inap) saja--tampaknya penyakitnya akibat salah makan saja, jadi ya sembuh sendiri--dengan biaya mencapai Rp 500 ribu. Kok mahal sekalee?? Iya lah, kan sudah di-bom dengan antibiotika berspektrum luas yang harga per botolnya Rp 150 ribu.

Kubaca jelas nama si dokter di salinan kuitansinya. Mudah-mudahan aku tidak bersu'udzon dengannya... Astaghfirulloh...

Kasus B, anak perempuan berumur 2 tahun dengan demam tinggi sejak kemarin. Si kecil tampak lemah, tidak mau makan, maunya minuuumm terus, sejak pagi tidak mau diajak bercanda. Bawa saja ke IGD RS di bilangan Ciputat sono dikit. Baiklah, pemeriksaan fisik tidak mengarah ke penyakit lain kecuali observasi febris (demam) dengan gajala common colds (batuk-pilek). Tapi kok demamnya 'mengkhawatirkan' ya? Mencapai 39 derajat selsius. Kita periksa darah dan kencing saja. Hasilnya pun normal. Tapi si orangtua masih khawatir dengan keadaan anaknya. Sudahlah, daripada repot-repot menjelaskan pada mereka perihal anaknya yang butuh observasi demamnya saja, mending dirawat saja. Orangtua tidak panik, obat bisa diresepkan. Betul ga? Andaikan si orangtua tahu panduan tata laksana demam. Itu contoh kecil saja, 'modus' tersering bagaimana 'uang tambahan' bisa masuk saku dokter. Lho, kok uang tambahan? Iya, kalau boleh dibagi-bagi, pemasukan utama adalah biaya jasa konsultasi. Dokter adalah profesi, sama dengan pengacara, insinyur, dan lain-lain, yang khususnya dihargai dari kemampuannya sebagai seorang konsultan. Masalahnya, dokter di Indonesia kurang 'dihargai' dari sisi jasa konsultasi ini. Ya, maksudnya dihargai dalam arti harga sesungguhnya Di sebuah jaringan klinik terkenal di Jakarta saja, jasa konsultasi dokter (umum) dihargai 'hanya' Rp 7000. Itupun yang masuk ke kantong dokter masih sepersekian persen lagi. Namun karena jumlah pasien dalam sehari bisa mencapai puluhan orang, akumulasi dari ongkos ini (plus dari obat) mencapai hasil yang... agak lumayan lah. Salah satu dampak buruk jumlah pasien yang banyak adalah waktu layanan konsultasi minim, sehingga dokter tampak kurang berkompeten dalam memberikan jasa konsultasi dan pemeriksaan. Akibatnya? Klien merasa sah-sah saja membayar 'murah'? Toh cuma dilayani 5 menit kemudian disuruh langsung ke apotek?! Bagi yang ‘beruntung’ bisa berpraktik di RS Swasta besar dan mahal, jasa konsultasi akan dihargai lebih pula. Dokter (umum) bisa mendapatkan Rp 75 ribu sampai Rp 150 ribu rupiah untuk setiap konsultasi, dan dokter spesialis bisa mendapatkan Rp 150 ribu sampai Rp 250 ribu rupiah. Berarti yang mendapatkan di bawah ini tergolong kurang beruntung ya? Hehehe Hey, namun jangan salah. Seorang sejawat dokter spesialis anak yang 'beruntung' ini dikenal sangat idealis dan rasional dalam melayani pasien-pasiennya. Tidak rugi mengeluarkan biaya besar untuk mendapatkan jasa konsultasinya. Perhatiannya benar-benar dicurahkan dalam menangai setiap kliennya secara individual. Bahkan tidak jarang ia tidak meresepkan apa-apa untuk pasiennya. Mengapa? Karena ia tahu bahwa kondisi kliennya memang tidak butuh intervensi obat. Malahan orangtua yang memaksa dokter untuk memberikan obat. Masa anak balita dengan demam 3 hari tidak mendapatkan obat apa-apa, hanya disuruh kompres hangat dan minum air putih yang banyak? Karena memang panduan tata laksana demam terbaru menyarankan hal ini.

Eits, mulai muter-muter. Kita balik lagi ke uang tambahan. Ya.. jadinya untuk mendapatkan penghasilan memadai (iya dong, dokter kan sekolahnya minimal 6 tahun, belum kalau lulusan FK swasta harus membayar mahal dengan waktu lulus bisa lebih dari 6 tahun.. jadinya harus 'balik modal' lah), dokter diberikan celah lain. Yaitu dari komisi dari perusahaan farmasi. Ini sudah menjadi rahasia umum, melihat regulasi peraturan perusahaan farmasi di Indonesia yang memungkinkan celah ini. Padahal jelas-jelas dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), hal ini dilarang bagi dokter.

'Modus' kedua adalah merawatinapkan pasien. Jadi pasien yang seharusnya tidak perlu dirawat inap, diminta rawat inap oleh dokternya. Ini dapat terjadi baik di RS pemerintah maupun swasta. Lumayan.. ada ongkos kamar harian, jasa visite dokter dan dokter spesialis, biaya tindakan, belum termasuk obat-obatan yang kalau tidak diberikan obat suntik (yang harganya lebih mahal), tidak 'afdhol' rasanya. Minimal diinfus lah, meskipun pasien masih bisa makan-minum. Masa masuk RS nggak diinfus?

Inilah sebagian kasus yang dapat diceritakan. Masih banyak contoh kasus lain, namun.. segini dulu deh. Bingung buat penutup... Intinya: bekalilah diri Anda dengan informasi penyakit Anda sebanyak-banyaknya sebelum berobat ke dokter. Setiap hari bisa online browsing dan ikutan milis, masa nggak bisa cari informasi kesehatan yang bejibun jumlahnya di dunia maya?!

-yang nulis bebas bicara soalnya dapat penghasilan dari uang gaji, bukan jasa per pasien dan komisi dari perusahaan obat. Hehehe.
Astaghfirullah, banyak membicarakan teman sejawat sendiri. Harus banyak introspeksi diri juga

Minggu, 13 November 2005


SETELAH OPERASI WASIR

Setelah hemorrhoidektomi (operasi hemoroid / wasir) dokter akan memasukkan tampon (kasa betadin) kedalam anus. Adanya tampon dalam anus seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman. Beberapa jam setelah operasi (waktu sangat bervariasi, tergantung dokter yang mengoperasi), tampon akan diambil perlahan dari anus. Sejak saat itu pasien diharapkan bisa BAB dengan normal. Setelah operasi , boleh makan makanan yang lunak terlebih dahulu. setelah itu makan makanan yang tinggi serat. Dan tidak boleh lupa, minum harus dalam jumlah yang cukup, minimal 2 liter/ hari. Selain itu dokter juga menganjurkan untuk merendam bokong 2 kali sehari, dengan cairan antiseptik yang berwarna keunguan - namanya larutan PK.
Satu hal yang paling penting, dokter memperbolehkan pasiennya pulang kalau si pasien sudah sukses BAB. Sukses maksudnya, BAB nya keluar tanpa perdarahan atau tanpa rasa nyeri yang hebat.
SETELAH OPERASI
1. Jika anestesinya / pembiusannya adalah (bius) umum (dengan intubasi - memakai alat yang dimasukkan ke dalam mulut). Setelah sadar kadang-kadang timbul rasa gatal di tenggorokan, seperti mau batuk bahkan sering menjadi batuk betulan dan suara menjadi serak sedikit ... tidak perlu panik lama-lama keluhan tersebut akan menghilang sendiri kalaupun tidak menghilang, dokter akan memberikan obat. Setelah sadar dari operasi biasanya di coba minum sedikit-sedikit, jika pasien tidak kembung dilanjutkan makan / diet bertahap - lunak-tim dan diet biasa/nasi. Sering 'buang angin' juga menjadi indikasi bahwa usus kita sudah berfungsi kembali.
2. Jika anestesinya dengan spinal, bius separuh istilahnya (seperti bius yang dilakukan pada operasi sesar / kelahiran bayi). Dokter yang membius menyuntikkan sesuatu di tulang belakang kita kemudian lama-lama kaki terasa baal, lumpuh tidak bisa diangkat.
Setelah operasi kita tidak boleh bangun dari tempat tidur selama 24 jam. Harus bed rest !!! Mutlak ! Untuk keperluan BAK dan BAB cukup di tempat tidur. Sering kali BAK akan menjadi sulit sehingga perlu pemasangan selang / kateter yang dimasukkan ke kemaluan supaya bisa BAK.
Pilihan jenis anestesi apa yang dipergunakan, yang menentukan bukan pasien tapi dokter bedah dan dokter anestesinya. Ada beberapa kasus yang dapat melibatkan pasien juga untuk menentukan.
3. Untuk operasi-operasi tertentu setelah operasi kita harus puasa selama 3-4 hari misalnya pada operasi sambung usus .... Dokter akan mengganti kebutuhan nutrisi lewat infus. Semua infus makanan tersebut jumlah tetesannya sudah diatur sedemikian rupa sehingga pas buat tubuh kita. Jadi jangan sesekali mengatur-ngatur kecepatan infus, karena tetesan itu sudah diukur sama dokter dan perawat jadi bukan asal menetes aja.
Ada anggapan tetesannya semakin banyak maka semakin cepet sembuh .... ini anggapan yang jelas-jelas keliru .....
4. Untuk penunggu pasien, perhatikan botol infus ; kalau sudah tinggal sedikit cairan didalamnya segera melapor keperawat ... Apalagi untuk pasien-pasien kasus tertentu misalnya operasi prostat, ada botol infus yang dialirkan ke kandung kencing yang fungsinya untuk membilas kandung kencing agar sisa bekuan darah tidak sampai menjendal dan membuat buntu lubang kencing. Jadi bilasan air dengan tetesan super cepat dari botol infus itu harus sesering mungkin diganti. Nah disini peran penunggu pasien amat besar .... harus tiap jam memperhatikan botol infus. Hal ini hanya untuk pasien setelah operasi PROSTAT ... operasi lainnya sih tidak begitu ketat seperti ini.
Yang pasti ikuti instruksi yang diberikan oleh dokter dan perawat dengan P A T U H
SEBELUM OPERASI
Sebelum menghadapi operasi, biasanya pasien harus "menginap" / rawat inap dulu di RS.
Pada beberapa kasus pasien diperbolehkan pulang terlebih dahulu kemudian datang lagi ke RS beberapa jam sebelum operasi.
Ada beberapa tips yang harus di perhatiin :
1. Siapkan mental, supaya bisa menjalani proses operasi dengan baik. Pasrah dan berdoa. Kalau pasiennya tenang tidak kelihatan stres / cemas maka dokter dan para perawat juga jadi ikut tenang. Jangan sampai karena cemas, badan menjadi berkeringat - plester untuk memfiksasi selang infus jadi tidak bisa nempel ... ada juga yang tiba-tiba tensinya naik ada juga yang tiba-tiba badannya mendadak demam, dan terakhir ada yang badannya menjadi mendadak kaku .
Kalau sudah begini, sering kali operasi harus di tunda beberapa saat menunggu keadaan umum pasien cukup baik untuk menerima stres operasi. Banyak berdoa, ikhlas dan pasrah jauh lebih baik daripada panik.
2. Jangan memakai lipstik dan pewarna kuku bagi pasien wanita, karena akan menyulitkan diagnostik keadaan fisik pada saat menjalani operasi. Kasus kegawatan yang memerlukan tindakan penyelamatan khusus biasanya dapat dilihat melalui warna bibir dan warna kuku.
3. Segala macam bentuk perhiasan di telinga, kalung, cincin dan gelang agar dilepas, supaya tidak menyulitkan dokter jika terpaksa harus melakukan tindakan khusus penyelamatan jiwa.
4. Harus ada anggota keluarga yang menunggu. Ini penting karena saat di operasi pasien tidak sadar dan tidak berdaya. Begitu juga setelah operasi selesai, di ruang pemulihan (recovery room) pasien masih setengah sadar. Jadi jika dokter memerlukan tambahan obat atau alat penunjang operasi, tambahan darah, pengiriman sampel tumor ke lab dll maka anggota keluarga yang fungsinya penunggu tadi bisa membantu.
4. Membawa alat komunikasi (jika ada), misalnya telpon seluler dan jangan lupa sama charger-nya skalian .. atau membawa anggota keluarga lain yang bisa di jadikan asisten.
5. Jangan lupa bawa baju ganti dan perlengkapan kosmetik lengkap (buat wanita). Biasanya setelah kita sadar dari operasi, sorenya atau besoknya pasti banyak yang besuk. Pada sebagian orang penampilan kan penting, jadi yaaa bedak dan lipstik juga parfum adalah termasuk barang penting yang jangan lupa untuk dibawa.
6. Bawa majalah kesukaan, alat permainan yang simpel seperti catur yang papannya bisa dilipat (kalau suka) atau mungkin PS (kalo ruang rawatnya di lengkapi dengan TV) .... kan lumayan juga sekaligus mengusir rasa bosan buat yang nunggu .....
Selain itu ada beberapa instruksi khusus yang di berikan oleh dokter yaitu :
1. Puasa selama waktu yang ditentukan oleh dokter
2. Cukur disekitar daerah operasi biasanya dikerjakan oleh perawat.
3. Mandi dan keramas dengan sabun khusus yang diberikan RS sebelum operasi.
MENJADI PASIEN BEDAH
Setelah dokter menyatakan bahwa seorang pasien harus dioperasi ... biasanya pasien dan keluarga diminta untuk menandatangani Surat Persetujuan Tindakan / Operasi.
Sebelum menandatangani surat tsb, pasien dan atau keluarga bisa bertanya langsung pada dokter yang hendak mengoperasi mengenai penyakit yang di derita. Tindakan operasi seperti apa yang dilakukan oleh si dokter dan komplikasi apa saja yang mungkin bisa terjadi.
Biasanya, dokter pasti akan menjelaskan semuanya secara panjang dan lebar ... meskipun demikian pasti ada yang masih kurang jelas ... nah disinilah saatnya pasien dan keluarga bertanya sepuas-puasnya.
Dokter akan menjelaskan organ apa yang mau dioperasi , akan diapakan organ tersebut, dipotong kemudian disambung, dipotong dan dibuang, diikat atau dibersihkan. Berapa lama setelah operasi harus menjalani perawatan ... dan yang paling penting adalah resiko yang bakalan timbul jika tidak dilakukan operasi.
Sebaliknya resiko komplikasi yang kemungkinan timbul setelah operasi juga akan dijelaskan.

Tindakan pembedahan adalah tindakan menyayat tubuh. Jadi pasti ada perdarahan, ada luka terbuka, ada nyeri setelah operasi. Diperlukan fungsi sel-sel tubuh yang sempurna untuk memulihkan semua keadaan tadi.

Sebaiknya jawaban untuk setuju atau tidak dilakukan tindakan operasi harus dipikirkan betul-betul kalau perlu minta pendapat saudara terdekat atau orang tua. Pada operasi kasus yang tergolong gawat darurat , mau tidak mau harus di operasi dan kalau bisa jangan terlalu lama untuk berpikir kemudian menyatakan setuju atau tidak ; karena pada kasus gawat darurat / emergensi biasanya dokter berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Jadi idealnya pada kasus emergensi jika dokter memang memutuskan tindakan terbaik adalah operasi, ikuti saja nasehat dokter ybs karena pasti itu adalah tindakan yang paling baik untuk menolong si pasien.
Tenangkan diri ... ikuti semua petunjuk dokter dan paramedis di RS.

Setelah hampir 2 tahun bekerja di daerah terpencil, yang namanya perangkat komputer jarang sekali dijamah. Kalaupun ada kesempatan untuk memakai komputer paling-paling untuk ngetik surat perjalanan dinas pa ga surat ijin cuti pulang kampung pa ga membuat artikel singkat untuk pelatihan para bidan dan perawat di RS ybs. Jadi otomatis komputer ga pernah dipakai untuk keperluan imel-imelan, internet-an untuk cari literatur ilmu bedah terbaru atau boro-boro bikin blog .
Ilmu ngebuat blog ini "nyontek" dari senior saya dr. Erik Tapan ; yaaaa nyontek dikit-dikit .... ini juga masih acak adut tapi yaaaa namanya juga belajar kan boleh dong nyoba .....
Rencananya isi blog lebih kearah obrolan Bedah yang dikemas dalam bentuk nyantai. Isi blog ini tidak menggantikan fungsi berkonsultasi yang sebenarnya. Jadi blog ini memang SEHARUSNYA bukan untuk tempat berkonsultasi. Jangan berharap dapat menegakkan diagnosa apalagi memutuskan suatu terapi - karena blog ini hanya obrolan - curhat para sesama pasien - pasien dengan dokter bedah atau curhat pemerhati setia bedah.

Mohon untuk kritikan, ide, usulan, makian tapi manis sifatnya yang semuanya untuk penyempurnaan blog ini ....
Foto ini sewaktu di RS salah satu daerah terpencil dimana listrik nya sering byar pet ... dan gen setnya juga ga ngefek plus dokter anestesi yang tidak ada sama sekali.